Tiga siswa SWA Indonesia dapat pendanaan global dari Swiss

id siswa Indonesia, SWA,pendanaan global

Tiga siswa SWA Indonesia dapat pendanaan global dari Swiss

Seorang siswa Sinarmas World Academy (SWA), Rania Wanandi, melakukan riset mengenai bagaimana salah satu jenis jamur bisa mengurai plastik. (ANTARA/HO- Dokumentasi Pribadi)

Jakarta (ANTARA) - Sebanyak tiga siswa Sinarmas World Academy (SWA) Indonesia berhasil memperoleh pendanaan global dari International Baccalaureate Middle Years Programme (IB MYP) Student Inovators yang berkedudukan di Jenewa, Swiss.

“Pendanaan yang diberikan mencapai 10.000 dolar AS per siswa. Jadi, MYP Personal Project menuntut siswa melakukan banyak riset, percobaan, survei dan aplikasinya secara kreatif,” ujar Manajer SWA, Deddy Djaja Ria dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin.

Ketiga siswa tersebut, yakni Kyra Hendarmin Husen, Rania Wanandi dan Yu Tung Lee (Chris). Penelitian yang dilakukan para siswa itu dinilai dapat memberikan solusi bagi permasalahan global.

Para siswa tersebut kemudian menggunakan pendanaan itu untuk melanjutkan penelitian dan penemuannya sambil membangun profil akademis mereka untuk persiapan pengajuan ke universitas.

Kyra Hendarmin Husen, diterima di Cornell University jurusan Rekayasa Biologi, beserta beberapa universitas unggulan dunia lainnya. Sejak kelas 9, Kyra telah mendedikasikan waktunya untuk kelestarian alam.

Kyra juga menulis sebuah manuskrip mengenai solusi berbasis biologi untuk menanggulangi pencemaran plastik menggunakan bakteri. Eksperimen lain yang dilakukan oleh Kyra adalah membuat bahan pengganti plastik yang ramah lingkungan dengan menggunakan campuran susu, cuka putih, dan natrium hidroksida.

Berikutnya, Rania Wanandi, juga diterima di Cornell University jurusan Lingkungan dan Pelestarian Alam, menunjukkan minatnya untuk belajar tentang pelestarian lingkungan sejak kelas 10. Rania melakukan riset mengenai bagaimana salah satu jenis jamur bisa mengurai plastik. Hasil dari penguraian itu juga memiliki potensi menjadi alternatif bahan agrikultur, bahkan bahan makanan.
 

Sementara, Chris telah diterima dan mendapat tawaran beasiswa dari Hong Kong University of Science and Technology jurusan Bioteknologi dan Bisnis. Ia juga diterima di National Taiwan University jurusan Ilmu Biomedik.

Chris juga menyelidiki peluang untuk memanfaatkan plastik menjadi hal lain yang berguna. Chris mengombinasikan penguraian plastik oleh bakteri dengan pembangkit listrik. Proyek ini memiliki tujuan untuk memanfaatkan kembali sampah plastik untuk menjadi sumber energi listrik.