Paris Fashion Week digelar di tengah kemuraman perang di Ukraina
Jakarta (ANTARA) - Paris Fashion Week (PFW) digelar hampir sepenuhnya normal setelah dua tahun pandemi COVID-19, namun perang di Ukraina membuat pembukaan gelaran mode itu pada Senin (28/2) waktu setempat berlangsung dengan nada muram.
"Perang telah secara brutal menghantam Eropa dan menjerumuskan orang-orang Ukraina ke dalam ketakutan dan pergolakan," kata presiden Federasi Prancis untuk Haute Couture & Fashion Ralph Toledano dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP pada Selasa.
Dia mendorong agar para peserta PWF mengikuti acara dengan kesungguhan di tengah momen yang gelap ini.
Selain perihal perang di Ukraina, PWF juga mencatat momen pahit lainnya pada Senin (28/2) saat label Off-White mempersembahkan koleksi terakhir oleh desainer Virgil Abloh yang meninggal dunia karena kanker pada November tahun lalu.
Perancang asal Amerika Serikat dan mantan kolaborator Kanye West itu mengubah Off-White menjadi salah satu merek fesyen dengan pertumbuhan tercepat. Abloh direkrut untuk memimpin pakaian pria untuk Louis Vuitton sebelum meninggal.
Louis Vuitton, yang memiliki saham mayoritas di Off-White, percaya bahwa merek tersebut dapat terus tumbuh tanpa kehadiran Abloh.
"Off-White berada di posisi seperti Dior pada tahun 1957 saat pendirinya meninggal. Pertanyaannya adalah: apa yang ditinggalkan oleh sang pendiri? Jika warisan itu kaya, otentik, dan sarat dengan nilai-nilai yang melampaui mode, peluang mengubah sebuah kepergian menjadi sesuatu yang abadi adalah spektakuler," kata CEO Louis Vuitton Michael Burke kepada Business of Fashion.
Setelah dua tahun pandemi, hanya 13 dari 95 rumah mode dalam daftar resmi PWF tahun ini yang akan mengikuti acara secara daring.
Label Off-White sendiri kembali ke catwalk secara langsung untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 melanda.
Selain Off-White, label-label besar lain, seperti Dior, Chanel dan Hermes, termasuk di antara 45 merek yang akan mengadakan pertunjukan catwalk secara langsung dalam beberapa hari mendatang di tengah kelonggaran pembatasan COVID-19 di seluruh Eropa.
Sementara merek lain melakukan presentasi yang ditujukan untuk pembeli dan pers secara hybrid.
"Perang telah secara brutal menghantam Eropa dan menjerumuskan orang-orang Ukraina ke dalam ketakutan dan pergolakan," kata presiden Federasi Prancis untuk Haute Couture & Fashion Ralph Toledano dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP pada Selasa.
Dia mendorong agar para peserta PWF mengikuti acara dengan kesungguhan di tengah momen yang gelap ini.
Selain perihal perang di Ukraina, PWF juga mencatat momen pahit lainnya pada Senin (28/2) saat label Off-White mempersembahkan koleksi terakhir oleh desainer Virgil Abloh yang meninggal dunia karena kanker pada November tahun lalu.
Perancang asal Amerika Serikat dan mantan kolaborator Kanye West itu mengubah Off-White menjadi salah satu merek fesyen dengan pertumbuhan tercepat. Abloh direkrut untuk memimpin pakaian pria untuk Louis Vuitton sebelum meninggal.
Louis Vuitton, yang memiliki saham mayoritas di Off-White, percaya bahwa merek tersebut dapat terus tumbuh tanpa kehadiran Abloh.
"Off-White berada di posisi seperti Dior pada tahun 1957 saat pendirinya meninggal. Pertanyaannya adalah: apa yang ditinggalkan oleh sang pendiri? Jika warisan itu kaya, otentik, dan sarat dengan nilai-nilai yang melampaui mode, peluang mengubah sebuah kepergian menjadi sesuatu yang abadi adalah spektakuler," kata CEO Louis Vuitton Michael Burke kepada Business of Fashion.
Setelah dua tahun pandemi, hanya 13 dari 95 rumah mode dalam daftar resmi PWF tahun ini yang akan mengikuti acara secara daring.
Label Off-White sendiri kembali ke catwalk secara langsung untuk pertama kalinya sejak pandemi COVID-19 melanda.
Selain Off-White, label-label besar lain, seperti Dior, Chanel dan Hermes, termasuk di antara 45 merek yang akan mengadakan pertunjukan catwalk secara langsung dalam beberapa hari mendatang di tengah kelonggaran pembatasan COVID-19 di seluruh Eropa.
Sementara merek lain melakukan presentasi yang ditujukan untuk pembeli dan pers secara hybrid.