Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mencatat 10 kali guguran lava pijar keluar dari Gunung Merapi pada Rabu.
Kepala BPPTKG Yogyakarta Hanik Humaida melalui keterangan resmi di Yogyakarta, Rabu, menyebutkan guguran lava tersebut tercatat ke arah barat daya sejauh 1.700 meter mulai pukul 00.00-06.00 WIB.
"Teramati guguran lava pijar 10 kali, jarak luncur maksimum 1.700 meter ke arah barat daya," ujar dia.
Berdasarkan data kegempaan terakhir, gunung itu mengalami 59 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-23 mm selama 20.9-179.4 detik, dan satu kali gempa embusan dengan amplitudo 3 mm selama 20.6 detik, dan delapan kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-10 mm selama 5.8-8.6 detik.
Dia mengatakan terdengar pula satu kali suara guguran dari Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Babadan selama periode pengamatan mulai pukul 12.00-18.00 WIB.
Mengacu data BPPTKG, volume kubah barat daya Merapi per 24 Desember 2021 sebesar 1,65 juta meter kubik dengan laju pertumbuhan terakhir 5.000 meter kubik per hari.
Kubah tengah mencapai tiga juta meter kubik dengan laju pertumbuhan terakhir 2.000 meter kubik per hari.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor tenggara-barat daya sejauh maksimal tiga kilometer ke arah Sungai Woro dan sejauh lima kilometer ke arah Sungai Gendol, Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.