Menpora: Sumsel jadi pusat pembinaan olahraga wilayah Sumatera

id menpora,menpora zainudin amali,sumsel,sumatera selatan,kemenpora,gubernur sumsel,olahraga,dbon

Menpora: Sumsel jadi pusat pembinaan olahraga wilayah Sumatera

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyosialisasikan Perpres No 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON) di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (14/12/2021). (ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)

Kami sangat mendukung jika akhirnya Unsri bisa melahirkan Fakultas Olahraga karena untuk pengembangan olahraga ini harus didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi
Palembang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Selatan terpilih menjadi pusat pembinaan olahraga di wilayah Sumatera bersama Provinsi Sumatera Utara karena dinilai Kementerian Pemuda dan Olahraga memiliki kemampuan dalam mengelola sistemnya dari hulu hingga hilir.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali di Palembang, Selasa, mengatakan, dengan penetapan itu maka Sumsel dapat menjadi pusat pembinaan atlet dari provinsi terdekat, semisal Jambi, Bengkulu, Lampung dan Bangka Belitung.

“Kami memiliki Sumsel karena memang berdasarkan sejarah daerah ini ada potensinya,” kata Zainudin setelah melakukan sosialisasi Perpres No 86 tahun 2021 tentang Desain Besar Olahraga Nasional (DBON).

Potensi itu dapat diamati dari kemampuan menghasilkan atlet nasional, keberadaan Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya (SONS) Palembang dan Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya (Unsri), hingga fasilitas olahraga bertaraf internasional di Jakabaring Sport City Palembang.

Oleh karena itu, Sumsel dinilai layak masuk dalam program DBON bersama sembilan provinsi lainnya.

Nantinya, Sumsel diharapkan menjadi percontohan bagi daerah lain karena provinsi dinilai sudah memiliki sistem keolahragaan cukup baik, mulai dari mencetak atlet hingga melahirkan atlet berprestasi.

Bahkan, Kemenpora menilai Sumsel dapat menjadi pusat ilmu pengetahuan keolahragaan (sport science) karena Unsri sudah memiliki program studi Penjaskes di FKIP.

“Kami sangat mendukung jika akhirnya Unsri bisa melahirkan Fakultas Olahraga karena untuk pengembangan olahraga ini harus didukung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi,” kata dia.

Sementara itu, Rektor Unsri Anis Saggaf yang turut hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan pihaknya telah mengajukan pembentukan Fakultas Olahraga ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) sejak beberapa tahun lalu. Namun, lantaran adanya mandatory pelarangan penambahan fakultas sehingga keinginan ini belum terwujud.

“Profosal kami sudah layangkan, tinggal menunggu persetujuan. Kami meminta dukungan dari Kemenpora dan Gubernur Sumsel agar Fakultas Olahraga ini bisa didirikan,” kata Anis.

Ia mengatakan Rektorat Unsri telah mengajukan tiga program studi jika nantinya terbentuk Fakultas Olahraga itu yakni jurusan kepelatihan olahraga, prestasi olahraga, dan kesehatan olahraga.

Sejauh ini Unsri sebatas memiliki program studi untuk mencetak guru olahraga di FKIP. Mahasiswa dan mahasiswi program studi ini sebagian tercatat berprestasi di bidang olahraga dengan memperkuat daerah di kancah PON hingga SEA Games.

“Untuk tenaga pengajar bidang olahraga, sebenarnya Unsri sudah banyak. Malahan saat ini rata-rata sudah menyandang gelar doktor dan beberapa mengejar professor,” kata dia.

Untuk membentuk Fakultas Olahraga itu, Unsri sudah menyiapkan dana untuk pembangunan gedung olahraga senilai Rp26 miliar yang bisa digunakan untuk 11 cabang olahraga.

Sementara itu Gubernur Sumsel Herman Deru menyatakan terpilihnya Sumsel menjadi pusat pembinaan olahraga nasional ini menjadi kebanggaan tersendiri karena sejatinya daerah ini bukan hanya mampu mencetak atlet tapi juga menyelenggarakan event olahraga skala internasional.

“Apa yang dilakukan di bidang olahraga ini saya harapkan muaranya bukan hanya prestasi tapi juga mampu menggerakkan ekonomi,” kata dia.

Ke depan, ia mengintruksikan ke KONI daerah hingga tingkat kabupaten/kota menjadikan Perpres No 86 tahun 2021 tentang DBON ini menjadi landasan dalam pengembangan olahraga.

“Benar itu apa yang ada di DBON, bahwa tidak mungkin kita unggul untuk semua cabang olharaga, harus ada unggulannya apa di setiap daerah,” kata dia.

Desain Besar Olahraga Nasional ini lahir sebagai bentuk kerisauan Presiden Joko Widodo atas mandeknya prestasi olahraga Indonesia lantaran buruknya tata kelola.

Tim DBON ini dipimpin oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin, sementara di tingkat provinsi oleh gubernur dan tingkat kabupaten/kota oleh bupati dan wali kota dengan pendanaan didukung oleh APBN.

Target dari DBON ini yakni pada pelaksanaan Olimpiade 2024, Indonesia mampu masuk dalam jajaran 5 besar.