Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa DPD RI merupakan simbol persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia pada Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 DPD RI.
"DPD RI adalah representasi bangsa yang majemuk, sebagai penyalur aspirasi berbagai suara yang tersebar di berbagai pelosok negeri, sekaligus sebagai simpul utama kesatuan dan persatuan bangsa yang kokoh," kata Jokowi, dikutip dari siaran pers DPD RI di Jakarta, Jumat.
Presiden Jokowi juga menilai bahwa DPD RI memiliki posisi dan kontribusi yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, ia mengajak DPD RI dan lembaga negara lain untuk meningkatkan eksistensi. Apalagi, harapan dan ekspektasi masyarakat di seluruh penjuru Tanah Air semakin tinggi.
Hanya saja, Presiden mengingatkan bahwa Indonesia membutuhkan cara-cara baru untuk menghadapi situasi yang berubah cepat akibat pandemi COVID-19.
"Situasi extraordinary saat ini mengharuskan sistem ketatanegaraan dan pemerintah kita bekerja secara cepat, responsif, dan fleksibel, tanpa mengesampingkan check and balance," kata Jokowi menegaskan.
Presiden pun meminta DPD RI untuk terus mengembangkan cara kerja yang inovatif, ikut mendorong pemerintah daerah untuk bertransformasi, bekerja dengan cara baru, melakukan terobosan-terobosan, sehingga mampu memberikan pelayanan yang maksimal untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat.
Akan tetapi, Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa membangun Indonesia berarti harus membangun seluruh penjuru Tanah Air, termasuk kawasan perbatasan, kawasan yang terisolir, dan kawasan yang terpencil.
"Tidak boleh ada yang tertinggal. Semua masyarakat memiliki kesetaraan dalam mendapatkan pelayanan negara, seperti mendapatkan akses pendidikan, kesehatan, dan pekerjaan yang layak," kata dia.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini tidak lupa mengucapkan selamat ulang tahun kepada ketua, pimpinan, dan seluruh anggota DPD RI.
Di sisi lain, Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti mengatakan, meski lembaga yang ia pimpin berusia muda, kiprah DPD RI tidak bisa dilihat dengan sebelah mata.
"Usia 17 tahun memang bisa disebut sebagai usia muda. Tetapi, kita harus ingat peristiwa Rengasdengklok pada 16 Agustus 1945. Anak-anak muda menjadi motor penggerak, menculik Soekarno-Hatta agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia," katanya.
Menurut La Nyalla, peristiwa itu merupakan salah satu bukti sejarah bahwa usia muda juga bisa memberi sumbangsih besar bagi bangsa ini.
La Nyalla juga menjelaskan momentum HUT ke-17 menjadikan DPD semakin solid dan maksimal dalam bekerja untuk kepentingan daerah dan Indonesia.
"DPD RI akan bekerja lebih keras dan berpikir strategis serta melangkah dengan langkah yang out of the box untuk mempercepat mewujudkan tujuan hakiki lahirnya bangsa ini, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," kata La Nyalla.