Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI Dedy Permadi mengatakan akses internet merupakan salah satu tantangan terbesar pemerintah dalam mencapai target literasi digital sebesar 50 juta peserta GNLD Siberkreasi, 700 ribu peserta Digital Talent Scholarship (DTS), dan 1.200 peserta Digital Leadership Academy (DLA) di tahun 2024.
"Akses internet menjadi tantangan terbesar untuk mencapai target literasi digital," kata Dedy kepada ANTARA, Selasa.
Oleh karena itu, Dedy mengatakan Kementerian Kominfo terus mempercepat pembangunan infrastruktur digital, baik mobile broadband maupun fixed broadband, termasuk dengan pembangunan Base Transceiver Station (BTS) dan peluncuran satelit SATRIA-I pada tahun 2023.
"Selain itu adaptasi metode pelatihan secara daring/virtual di masa pandemi ini juga berpotensi memengaruhi digital wellness dari para peserta, sehingga membutuhkan penyesuaian yang mencakup pelaksanaan teknis pelatihan yang lebih interaktif dan akomodatif terhadap kebutuhan dari berbagai pihak yang terlibat dalam pelatihan," ujarnya menambahkan.
Saat disinggung apakah hoaks juga merupakan tantangan tersendiri dalam menciptakan masyarakat yang terliterasi digital, Dedy mengatakan, kegiatan literasi digital yang mengasah kemampuan masyarakat dalam berpikir kritis serta menganalisis informasi yang terdapat di internet menjadi salah satu upaya meminimalisasi laju persebaran hoaks dan disinformasi.
"Peredaran hoaks yang masih terus dapat ditemui menandakan kegiatan literasi digital harus terus dilakukan untuk menyiapkan masyarakat dari ancaman hoaks dan disinformasi," kata pria lulusan UGM Yogyakarta tersebut.
Lebih lanjut, ia memaparkan Kementerian Kominfo terus memperkuat kolaborasi berbagai pihak. Tidak hanya untuk mendukung pemenuhan target literasi digital, namun juga untuk terus meningkatkan kualitas materi literasi digital yang disediakan.
Di kecakapan digital tingkat dasar pelaksanaan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) dilakukan bersama 114 mitra di 514 kabupaten/kota pada 34 provinsi di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, di kecakapan digital tingkat menengah, melalui Digital Talent Scholarship (DTS), Kementerian Kominfo bekerja sama dengan 96 universitas dan politeknik di 34 provinsi di seluruh Indonesia, serta bermitra dengan berbagai perusahaan teknologi.
Sementara pada kecakapan digital tingkat lanjutan melalui Digital Leadership Academy (DLA), Kementerian Kominfo bekerja sama dengan National University of Singapore (NUS), Tsinghua University, Harvard University, dan University of Oxford untuk memberikan pendidikan eksekutif bagi para pengambil kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan transformasi digital Indonesia.
"Kementerian Kominfo berharap masyarakat bisa mendayagunakan internet untuk menunjang produktivitas dan inovasi secara maksimal dengan terus melakukan kegiatan literasi digital yang tersedia," kata Dedy.
"Pemanfaatan internet yang tepat guna dapat mendorong Indonesia dapat semakin bersaing di panggung kompetisi global sembari memastikan terciptanya ruang digital yang sehat, aman, dan bersih," imbuhnya.