Ikasi Sumsel berduka, sosok pengayom Fien Poerwadi meninggal dunia

id ikasi,ikasi anggar,anggar indonesia

Ikasi Sumsel berduka, sosok pengayom Fien Poerwadi meninggal dunia

Fien Poerwadi saat semasa hidup, saat menyerahkan medali ke atlet junior Sumsel yang mengikuti pertandingan turnamen terbuka beberapa waktu lalu di Palembang. (ANTARA/HO-IKASI Sumsel/21)

Saat kami down, dia selalu motivasi, segera lupakan kekalahan karena atlet seperti itu tidak boleh putus asa. Kalah-menang itu biasa
Palembang (ANTARA) - Innalillahi Wainailaihi Rojiun. Salah seorang tokoh olahraga Sumsel yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Harian Pengurus Provinsi Ikatan Anggar Seluruh Indonesia Syarfina atau Fien Poerwadi meninggal dunia, Jumat pagi di RS Islam Siti Khodijah Palembang, sekitar pukul 09.00 WIB, dalam usia 79 tahun.

Kabar duka ini awalnya beredar dalam pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp (WA) di komunitas anggar Sumsel.

Sebelumnya, pada Kamis (15/7) pagi juga sempat beredar dalam pesan singkat WA berupa informasi mengenai kebutuhan Fien Poerwadi terhadap donor plasma konvalesens.

Villoe, keluarga dari almarhumah mengatakan Fien Poerwadi dirawat di rumah sakit tersebut sejak beberapa hari lalu karena menemani suaminya yang menjalani isolasi.

“Saat ini bapak (Poerwadi) juga dalam pemantauan dokter,” kata dia.

Ia mengatakan saat ini ketiga putrinya sedang berupaya ke Palembang.

“Dr Fachmi Idris berserta istri lagi menuju Palembang dari Jakarta, satu orang lagi di Jambi, dan satu lagi di luar negeri. Semuanya lagi berupaya ke sini. Kami dari pihak keluarga juga meminta dibukakan pintu maaf bagi yang mengenal beliau dan didoakan agar beliau diterima di sisi Allah Swt,” kata Villoe.

Fien dikebumikan di Taman Pemakaman Umum Puncak Sekuning Palembang pada hari ini juga sekitar pukul 14.00 WIB.

Fien Poerwadi dikenal sebagai sosok yang aktif di bidang olahraga. Istri dari Poerwadi, mantan Kepala Dinas  Pendidikan Sumsel ini juga aktif dalam organisasi Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Provinsi Sumsel dengan sempat menjadi ketua umum selama dua periode. Lalu menjadi penasihat sekaligus pembina Pengurus Provinsi Perwosi Sumsel.

Selain itu, beliau juga kerap diminta untuk mengajar kelompok paduan suara sejumlah perusahaan swasta, BUMN dan BUMD di Sumsel.

Ia menjadi atlet anggar pada era tahun 80-an dan sempat mewakili Sumatera Selatan pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa XI.

Kemudian, kiprahnya beralih menjadi Pengurus Provinsi Ikasi Sumsel sejak akhir tahun 90-an hingga akhir hayatnya.

Ia juga menjadi sosok penting atas keberhasilan prestasi Anggar Sumsel, salah satunya menjadi juara umum pada PON XVIII di Pekan Baru, Riau, tahun 2012 yang menorehkan 4 emas, 4 perak dan 5 perunggu.

Upaya nyatanya, diantaranya menemukan sosok yang tepat untuk menjadi ketua umum Pemprov Ikasi Sumsel, pencarian dana untuk keberangkatan atlet ke berbagai kompetisi, hingga menjalani hubungan komunikasi internal dan eksternal dengan berbagai stakeholder (pemerintah, KONI, atlet, orangtua atlet, sponsor, dan lainnya).

Mertua dari Direktur Utama BPJS Kesehatan Fachmi Idris ini dikenal sebagai sosok yang sangat peduli terhadap atlet.

Novita Sari, salah seorang atlet anggar mengisahkan betapa Fien Poerwadi selalu mendampi atlet selama bertanding. Beliau selalu berada di arena dari pagi hingga sore selama pelaksanaan Kejurnas.

“Saat kami down, dia selalu motivasi, segera lupakan kekalahan karena atlet seperti itu tidak boleh putus asa. Kalah-menang itu biasa,” kata Novita, yang saat ini bekerja di AirNav ini.

Senada, Eka Febrianti juga merasa sangat kehilangan sosok yang dianggapnya sebagai motivator sekaligus ibu ini. “Saya ingat betul selama Kejurnas beliau nyaris selalu ada. Dari pagi, saat kami mulai bertanding hingga final di malam hari. Dan terkadang juga menangis jika ada yang menang atau kalah, benar-benar dari hati mau mengurus atlet,” kata dia.

Ketua Perwosi Sumsel Thia Yufada mengatakan dirinya sempat berkirim pesan singkat via WA dengan Fien Poerwadi kemarin (15/7) malam.

“Sedih sekali, kemarin saya sempat tanya-tanya keadaan beliau dan direspon langsung via WA. Ternyata itu menjadi saat terakhir saya berkomunikasi dengannya,” kata Thia.

Selamat jalan Bu Fien, semoga amal ibadahmu diterima di sisi Allah SWT, dan budi baikmu selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi insan olahraga Tanah Air.