Perternakan dan perikanan paling bersinar di Sumsel selama pandemi

id BPS,badan pusat statistik,bps sumsel

Perternakan dan perikanan paling bersinar di Sumsel selama pandemi

Petani memilah padi untuk dipanen di lahan sawah kawasan Jakabaring Palembang, Jumat (19/10/2018) (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Palembang (ANTARA) - Sektor perternakan dan perikanan tangkap paling bersinar selama pandemi di Sumatera Selatan yang tergambar dari indeks Nilai Tukar Petani selalu di atas 100.

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Selatan Endang Triwahyuningsih di Palembang, Minggu, mengatakan, berdasarkan data BPS per September 2020 diketahui bahwa NTP peternakan mencapai indeks 102,80 atau menurun sedikit jika dibandingkan bulan sebelumnya 103,19.

Kemudian di sektor perikanan tangkap, NTP mencapai indeks 100,83 atau naik tipis jika dibandingkan bulan sebelumnya 99,72.

“Dari data ini terlihat bahwa sektor peternakan sangat menguntungkan, bukan hanya bagi peternaknya tapi juga pedagangnya karena harga di tingkat konsumen di perkotaan juga bagus,” kata Endang.

Demikian juga untuk sektor perikanan tangkap yang juga terbilang menguntungkan bagi nelayan.

Seperti diketahui, NTP ini dapat dijadikan rujukan kondisi perekonomian petani karena membandingkan indeks harga yang diterima petani dengan harga yang harus dibayar untuk komponen barang modal, sarana dan prasarana serta konsumsi.

“Jika indeks NTP di atas 100, artinya petani tersebut untung,” kata dia.

Ia mengatakan sejauh ini dari lima sektor yang didata BPS yakni tanaman pangan, holtikultura, tanaman perkebunan rakyat, peternakan, perikanan (perikanan tangkap dan budidaya) diketahui kesemuanya merambat naik selama COVID-19.

Namun, patut dicatat dari lima sektor itu hanya perternakan dan perikanan yang masih menjanjikan di masa pandemi ini.

Pada September 2020, untuk NTP tanaman pangan 98,02, NTP holtikultura 91,26, NTP tanaman perkebunan rakyat 95,89, NTP perikanan budidaya 95,01.

“Untuk holtikultura seperti sayuran dan buah-buahan memang NTP masihkurang 100 tapi untuk tanaman obat, lengkuas, kunyit jahe indeks yang diterima petani mencapai 115,62 selama COVID-19 ini,” kata dia.