Sumsel sediakan fasilitas khusus tenaga medis gejala COVID-19

id rs sehat, jakabaring,penanganan corona,virus corona,corona,covid-19,2019-ncov,novel coronavirus 2019

Sumsel sediakan fasilitas khusus tenaga medis gejala COVID-19

Wagub Sumsel Mawardi Yahya (ANTARA/HO/Humas Pemprov Sumsel)

Palembang (ANTARA) - Pemprov Sumatera Selatan menyediakan fasilitas khusus kepada tim medis dengan menyiapkan satu gedung di Tower 3 ODP Center, Jakabaring, Palembang, apabila ada tenaga kesehatan yang merasakan gejala COVID-19.

"Itu dilakukan sebagai bentuk komitmen dan juga kepedulian Pemprov Sumatera Selatan kepada semua, baik tim medis yang merupakan garda terdepan untuk COVID-19, maupun masyarakat," kata Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya dalam keterangannya di Palembang, Minggu.

Walaupun demikian, kata dia, semua harus selalu berdoa semoga setiap orang, termasuk tenaga kesehatan, selalu sehat dan diberikan keselamatan dalam bertugas.

Menurut dia, disiapkannya fasilitas khusus bagi tim medis itu karena tenaga kesehatan itu sebagai garda terdepan dalam perawatan warga terinfeksi virus corona jenis baru.

Oleh karena itu, kata Wagub, fasilitas tersebut penting sehingga garda terdepan itu semakin nyaman dalam berkerja.

"Yang jelas fasilitas yang ada di Rumah Sehat Jakabaring juga telah disediakan untuk tenaga medis yang menjadi garda terdepan penanganan COVID-19," katanya.

Sebelumnya Wagub juga menerima Direktur Utama RSMH Palembang dr Bambang Eko Sunaryato dan berbincang tentang beberapa tim medis di RSMH yang merawat pasien ODP dan PDP merasa mengalami semacam keluhan dampak dari pelayanan mereka.

Oleh karena itu, kata Bambang, para tim medis itu ingin mencoba menyakinkan dirinya bahwa mereka tidak terjangkit.

"Sehubungan itu mereka memohon kepada pemerintah untuk dapat juga dikarantina di Rumah Sehat Jakabaring Palembang," katanya.

Wagub yang juga Ketua Rumah Sehat Jakabaring itu juga melaporkan bahwa ada satu orang lagi yang keluar dari ODP Center, yaitu ODP dari Santri Gontor, sehingga masih sisa 20 ODP yang dikarantina, tiga ODP dari Prabumulih, delapan TKI, kemudian sembilan santri.