Cara Tasya bertahan dari sindrom baby blues

id Tasya kamila,baby blues,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara palembang, antara hari ini, jembatan ampera, wong palembang, wisata p

Cara Tasya bertahan dari sindrom baby blues

Tasya Kamila di pembukaan gerai Mothercare, Grand Indonesia mall, Jakarta, Rabu (31/7/2019) (ANTARA/ Nanien Yuniar)

Jakarta (ANTARA) - Tasya Kamila memperluas wawasan seputar kehamilan, persalinan dan mengasuh anak agar tidak mengalami sindrom baby blues alias depresi pascamelahirkan.

"Aku bisa bertahan dari baby blues karena mencari banyak informasi sehingga tahu apa yang akan dihadapi," tutur Tasya di Jakarta, Rabu (31/7).

Mantan penyanyi cilik itu baru melahirkan anak pertamanya pada Mei silam, buah hati dari pernikahannya dengan Randi Bachtiar.

Agar betul-betul siap dengan pengalaman baru sebagai seorang ibu, Tasya memperkaya ilmu pengetahuan dengan mengikuti kelas laktasi hingga kelas perawatan bayi yang baru lahir.

Lewat cara itu, penyanyi 26 tahun itu bisa mengetahui gambaran situasi yang akan dia hadapi. Misalnya, dia jadi tidak panik bila setelah melahirkan jumlah ASI yang dikeluarkan tidak banyak --meski setetes-- karena lambung bayi yang baru lahir masih seukuran buah ceri.

"Ketika ada orang yang bilang 'wah ASI baru keluar sedikit' saat awal, itu tidak menyinggung," ujar dia.

Tinggal berjauhan dengan suami yang bekerja di luar Indonesia bukan jadi penghalang dalam mengeratkan hubungan antara ayah dan anak.

"Kalau suami lagi sama aku, dia betul-betul bantu (urus anak)," kata Tasya.

Kerja tim, itulah prinsip yang dipegang pasangan muda itu dalam mengasuh anak. Baik ayah maupun ibu sama-sama punya tanggung jawab besar dan harus saling bahu membahu.

Suaminya juga termasuk Ayah ASI yang selalu mendukung istri agar produksi air susu ibu terus mengalir lancar.

"Ketika dada bengkak dan didatangi dokter laktasi, dia juga ikut biar tahu apa yang harus dilakukan, bagaimana mengatasinya," imbuh Tasya.