Ekspor ikan hias Sumsel meningkat 21 persen

id ikan hias,Ekspor ikan hias,berita sumsel,berita palembang,antara palembang,Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Pale

Ekspor ikan hias Sumsel meningkat 21 persen

Sentra ikan hias Pasar Burung Palembang. (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Palembang (ANTARA News Sumsel) - Ekspor ikan hias asal Sumatera Selatan meningkat hingga 21 persen pada 2018 berdasarkan surat sertifikasi ekspor yang dikeluarkan Stasiun Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Palembang (SKIPM) Palembang.

Berdasarkan rilis pers yang diterima Antara di Palembang, Selasa, pada 2018 diketahui sebanyak 238 sertifikasi ekspor yang dikeluarkan atau berjumlah 679.237 ekor.

Sementara itu pada 2017, hanya sebanyak 196 sertifikasi sebanyak 575.170 ekor.

Ekspor 2018 sebanyak 87 persen didominasi oleh ekspor ikan hias asli perairan Sumatera Selatan, yang salah satunya ikan Botia (Chromobotia macrachantus) sebanyak 596.939 ekor. Sisanya merupakan jenis ikan hias lain seperti ikan dalum, ikan elang, tiger fish, ikan serandang, ikan betutu dengan negara tujuan Singapura dan Malaysia.

Bukan hanya ikan hias, untuk udang belalang juga mengalami peningkatan pada 2018. Frekuensi pengiriman domestik pada 2017 hanya 3.224 sertifikasi atau sebanyak 3.196.120 ekor, namun pafa 2018 mengalami peningkatan yang signifikan dengan frekuensi 4.054 sertifikasi atau sebanyak 3.602.152 ekor.

Ikan cupang pada 2017, frekuensi pengiriman domestik hanya sebesar 1749 sertifikasi atau sebanyak 24. 873 ekor. Namun pada 2018 terjadi peningkatan pengiriman mencapai 2.754 sertifikasi domestik atau sebanyak 36.992 ekor.

Peningkatan lalu lintas ikan cupang ini sebenarnya menandakan bahwa terjadi peningkatan kualitas hasil budidaya ikan dari Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dan pembudi daya ikan. Selain itu, adanya peningkatan permintaan dari luar negeri juga mendongkrak minat usahawan untuk merambah sektor ini.

Sertifikasi yang dilakukan meliputi sertifikasi ekspor-impor dan sertifikasi lalu lintas domestik ke luar dan masuk wilayah Sumatera Selatan melalui Bandara Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Bandara Udara Silampari Lubuk Linggau, Pelabuhan Boom Baru dan Pelabuhan Tanjung Api-api.

Pada 2018, frekuensi lalu lintas produk perikanan mengalami peningkatan, baik lalu lintas domestik maupun ekspor. Peningkatan frekuensi lalu lintas komoditi perikanan domestik sebesar 25 persen dari tahun sebelumnya.

Hal yang sama juga terjadi pada frekuensi lalu lintas ekspor untuk komoditas perikanan. Ekspor perikanan dari Sumatera Selatan meningkat sebesar 7 persen dari 330 sertifikasi ekspor pada 2017 menjadi 354 sertifikasi ekspor pada 2018.