Jakarta (ANTARA Sumsel) - Istana Kepresidenan melakukan konservasi terhadap lukisan karya Basoeki Abdullah berjudul "Pantai Flores" sebagai salah satu dari koleksi Bung Karno pada 1942 yang dipajang di ruang Cenderamata, Istana Negara Jakarta, yang mengalami kerusakan hingga 70 persen.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, mengatakan lukisan yang berjudul Pantai Flores dan dilukis dengan cat minyak di atas kanvas itu merupakan aset Istana bernilai Rp1.572.500.000.
"Karya ini mengingatkan kita bahwa Indonesia Timur merupakan wilayah Indonesia dengan keindahan alamnya, sejauh mata memandang lukisan tersebut mampu membangkitkan kecintaan kita pada Republik Indonesia, rasa cinta Tanah Air," tutur Bey.
Ia mengatakan, karya ini juga termasuk salah satu yang dipamerkan dalam pameran lukisan Senandung Ibu Pertiwi dari koleksi Istana Kepresidenan Jakarta.
Lukisan yang berusia setengah abad lebih itu kondisinya kotor debu, dengan vernis yang sudah menguning, cat yang sudah rapuh dan kering, bahkan sebagian terkelupas sehingga perlu perawatan serius, sebut Bey.
"Pekerjaan konservasi dengan tingkat kerusakan hampir 70 persen ini memerlukan waktu sekitar dua minggu, sehingga kondisi kembali seperti semula," tuturnya.
Proses konservasi dilakukan meliputi "light cleaning" (pembersihan ringan dengan kwas dan vacuum), "chemical cleaning" (pembersihan dengan bahan pelarut yang aman), "framing/ reframing" (bongkar/ pasang spanram), "restretching" (mengencangkan kanvas yang kendor), dan "inpainting" (tusir warna).
Selanjutnya "repainting" (melukis ulang dengan mempertimbangkan bentuk-tekstur-warna), "retouching" (memantaskan tampilan), "varnishing" (varnis), "stripping" (mengangkat overpaint/ cat yang tidak sesaui), sampai dengan "consolidation" (penguatan cat rapuh).
Bahan kimia yang digunakan di antaranya "methyl ethyl ketone" (MEK) sebagai bahan pelarut, emulsi yang mengandung "2-butanone oxime", dan "oil modified alkyd resin" sebagai konsolidan cat rapuh dan kaku.
Bey menambahkan, pengertian konservasi dalam karya seni lukis yaitu upaya untuk melestarikan dan merawat suatu karya agar dapat bertahan lama dan dapat dinikmati di masa yang akan datang.
Selain merawat atau menjaga karya sebelum terjadi kerusakan (konservasi preventif), tindakan konservasi juga dilakukan terhadap koleksi yang rusak karena faktor usia dan iklim (konservasi kuratif-restoratif).
Oleh karena itu, dalam melakukan proses konservasi diperlukan tenaga konservasi (konservator) andal, yang memahami metode, proses dan penggunaan alat konservasi yang benar, agar karya yang ditangani dapat kembali seperti sediakala dan tetap lestari, sujar Bey.
Berita Terkait
Karya Basoeki Abdullah banyak terinspirasi dari mitologi
Selasa, 18 Juni 2019 21:22 Wib
Museum Basoeki Abudllah: Dongeng bagian dari pendidikan karakter
Selasa, 18 Juni 2019 16:49 Wib
Asian Games - Menanti Indonesia Raya di stadion dayung Jakabaring
Minggu, 2 September 2018 14:56 Wib
Asian Games (dayung) - PODSI kembangkan venue dayung di setiap daerah
Selasa, 28 Agustus 2018 5:56 Wib
Indonesia membutuhkan banyak tenaga ahli, kata Menteri PUPR
Sabtu, 2 Juni 2018 9:01 Wib
Pesiden Soekarno ternyata pencinta lukisan Basoeki Abdullah
Selasa, 7 November 2017 18:23 Wib
Rusunami Jakabaring ditargetkan selesai Januari 2018
Kamis, 25 Mei 2017 17:00 Wib
Menteri: Tol Palindra pintu pertama dapat dilalui
Kamis, 25 Mei 2017 16:56 Wib