Jakarta (Antarasumsel.com) - Slank resmi menginjak usia 33 tahun pada 26
Desember 2016. Sebanyak 21 album studio berisi 274 lagu telah
diciptakan.
Band beraliran rock asal Gang Potlot tersebut merekam
berbagai persoalan lewat lirik-lirik lagu. Dalam studi yang dilakukan
oleh Beritagar, terdapat tujuh tema lirik di antaranya cinta, sosial,
politik, madat, alam, dan lima emosi yaitu antusias, bahagia, sedih,
takut dan marah.
"Banyak orang yang enggak tahu, kecuali
penggemar, tentang lirik-lirik kita. Walaupun kita mengkritik lewat
lirik enggak didengar, kalau ditulis seperti ini semua orang jadi ngeh.
Berguna untuk orang awam Slank," kata Bimbim, drumer Slank, dalam
diskusi "Menyelami Alam Pikir Slank", beberapa waktu lalu, di basecamp
Slank, Gang Potlot, Jakarta.
Penelitian berdasarkan kajian "Mood
Emotional Classifications" dari profesor Mitsunori Ogihara (Universitas
Miami) dan Profesor Youngmoo Kim (Universitas Drexel) dalam buku "Music
Data Mining" itu juga menelisik sebaran kata dalam setiap lirik dan
kontribusi personel dalam penciptaan lirik.
"Psikologi sosial
adalah tingkah laku orang dalam konteks masyarakat, termasuk pemusik
yang membuat lagu untuk disampaikan kepada masyarakat. Dalam menulis
lagu terdapat kata-kata atau lirik yang menjadi jendela hati pemusik,"
kata Bagus Takwin, psikolog sosial, dalam kesempatan yang sama.
"Analisis
seperti ini di Indonesia masih jarang, kalau di luar secara kuantitatif
seperti ini ada. Analisis ini penting untuk peradaban ke depan nanti,
agar masyarakat luas tahu ada pemikir-pemikir seperti Slank," sambung
dia.
Dalam mencipta lagu, Bimbim mengaku Slank banyak mendapat input dari membaca koran, bergaul, dan mendengar berita.
"Makin banyak input makin gelisah. Justru itu yang kita jaga, kegelisahan," ujar dia.
Lebih dari itu, Bimbim mengatakakan bahwa Slank membuat lagu dengan "happy,
duit itu bonus." Mereka tidak peduli apakah karya mereka dibajak
nantinya. Hal ini berbeda dari kebanyakan musisi lain enggan berkarya
karena takut karyanya akan dibajak.
Proses kreatif juga dilakukan
dengan santai. Bimbim mengaku pertemuan Slank untuk membuat lagu
seringkali dihabiskan untuk mengobrol mulai dari perempuan hingga
persoalan negara.
Sementara itu, materi lagu untuk pembuatan
album dikumpulkan selama setahun di mana pada akhir tahun para personel
Slank memutuskan lagu-lagu yang akan dirilis. Sehingga bisa dikatakan
karya-karya Slank merupakan potret sejarah Indonesia.
Bimbim dan Kaka mengatakan setiap album wajib memuat empat tema yaitu cinta, sosial, alam dan kepemudaan.
"Kadang sengaja ke hutan atau ke pinggir laut karena materi tentang alam belum ada," ujar Kaka, vokalis Slank.
Sedangkan lagu bertema cinta, seperti "Foto Dalam Dompetmu" (1997), menurut Bimbim, banyak tercipta dari Kaka.
"Lagu
cinta paling susah ditulis ramai-ramai karena butuh sendiri. Ceritanya
juga sangat personal, tapi banyak lagu cinta dari Kaka," kata dia.
Meski demikian, Kaka mengaku membutuhkan Bimbim untuk finishing touch lagu
ciptaannya. Salah satu lagu bertema cinta yang dibuat Kaka adalah
"Anyer 10 Maret". Lagu patah hati itu menurut Kaka bercerita tentang
perempuan, "Ada yang dipeributkan cewek gue dan ibu gue," ujar dia.
Slank
tidak menutupi kedekatan mereka dulu dengan obat-obatan terlarang. Hal
tersebut justru mereka tuangkan dalam lagu mereka, seperti "Terbunuh
Sepi."
"Waktu itu di Puncak, sepertinya itu pertama kali kita
sakau. Kita enggak tahu sakau itu seperti apa, perasaan gelisah itu
dituangkan ke lirik dan nada," kata Bimbim.
Lagu lainya adalah
"Sista Petty" yang berkisah tentang pertemuan dengan perempuan yang
drop, tak mau berhenti (narkoba), tapi takut mati.
Hal itu
memperlihatkan bahwa Slank membuat lagu-lagu mereka dengan spontan.
Bahkan, Bimbim mengatakan sangat aktif membuat lagu saat berada di bawah
belenggu narkoba. Dia sadar "narkoba hanya doping", sementara "Ridho
yang tidak menggunakan narkoba, keteteran, sakit," kenang Bimbim.
Band
dengan lima personel, Bimbim (drum), Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho
(gitar) dan Ivanka (bass) tersebut juga selalu memotret isu sosial.
Mereka tak segan mengkritik pemerintahan.
Telah melalui berbagai
era dan sejumlah kepemimpinan, Bimbim mengaku saat era orde baru dan
reformasi lebih berhati-hati dalam menulis lirik.
"Dulu seniman
lebih kreatif karena mencari kata dengan segala upaya. Kalau sekarang
kebablasan, sekarang semua orang jadi pengamat politik," ujar Bimbim.
"Dulu
karena ketakutan, tekanan, akhirnya kreatif berbicara dengan kamuflase.
Kalau hari ini setelah reformasi kita bicarakan terang-terangan,"
sambung dia.
Minat sosial dan kepedulian terhadap lingkungan
sekitar tersebut, menurut psikolog sosial Bagus Takwin, yang membuat
Slank "waras". Hal itu juga menjadi jawaban mengapa Slank masih bertahan
hingga saat ini.
Pembuatan
lirik dalam kerangka tema menjadi pondasi untuk membangun emosi
pendengar. Studi tersebut mengungkap bahwa Slank saat ini lebih
cenderung lebih antusias dibanding dulu yang ternyata lebih emosional.
"Dipengaruhi oleh era-nya juga. Dulu orde baru, plus masa kita bebas dari narkoba, jadi lebih optimis," kata Bimbim.
Studi
tersebut juga menunjukkan bahwa antusias dalam lagu-lagu pada album
Slank meningkat saat peralihan masa kepemimpinan, seperti pada tahun
1998 dan 2013.
"Tahun pemilu antusiasme naik, begitu ada kesempatan, ada harapan bagi mereka dunia lebih baik," ujar Bagus.
Untuk
pemilihan kata, studi itu menyebutkan bahwa Slank banyak menggunakan
kata sambung. Penggunaan kata sambung tersebut menurut Bagus menunjukkan
kecerdasan karena kata sambung digunakan untuk merangkai kata atau
kalimat satu dengan lain.
"Yang bikin lagu Slank orangnya kompleks," kata dia.
Lagu-lagu Slank juga banyak menggunakan kata ganti orang pertama tunggal, aku.
"Biasanya
menggunakan aku ke pacar, ke ibu, atau menegaskan sikap. Kalau gue
lebih casual, akhirnya terpilah sendiri lagu ini butuh apa," kata
Bimbim.
Hal senada juga disampaikan Bagus. Menurut dia, aku bukan simbol dari keegoisan.
"Orang yang menggunakan kata-kata tersebut menyadari beda dengan orang lain," ujar dia.
"Dia
(yang menggunakan aku) orangnya juga jujur, tapi juga insecure jika
berhadapan dengan sesuatu yang lebih penting atau menakutkan. Dengan
kata aku yang banyak ini kejujuran tapi juga ketidaknyamanan dan
ketidakaamanan," lanjut dia.
Studi tersebut juga mengungkap bahwa
Bimbim menjadi personel yang paling berkontribusi dalam lagu dan album
yang ditelurkan Slank.
Hal itu dibenarkan oleh para personel
Slank, termasuk Ridho. "Gue lebih suka buat (lagu) bersama, dan struktur
lagu. Kalau ada ide tulisan enggak selesai, Bimbim finishing," Kata Ridho.
Mendengar
itu Bimbim menimpali, "Gue punya prinsip selesai enggak selesai
dikumpulkan," ujar dia disambut tawa para personel Slank lainnya.
Alam bawah sadar Slank dalam lirik lagu
....Banyak orang yang enggak tahu, kecuali penggemar, tentang lirik-lirik kita. Walaupun kita mengkritik lewat lirik enggak didengar, kalau ditulis seperti ini semua orang jadi ngeh kata Bimbim....