Open house terakhir di rumah dinas Wapres Boediono

id open house, wapres, open house terakhir, di rumah boediono, boediono, wapres, wakil presiden

Open house terakhir di rumah dinas Wapres Boediono

Ilustrasi - Bupati Musi Banyuasin (Muba) H Pahri Azhari menerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara yang diserahkan Wapres Boediono di Jakarta, Jumat (29/11) (Foto Antarasumsel,com/ist)

Jakarta (ANTARA Sumsel) - Beberapa hari lalu, tepat di Hari Raya Idul Fitri 1435 Hijriah, Wakil Presiden Boediono bersama ibu Herawati Boediono menggelar silaturahmi terbuka atau "open house" dalam menyambut hari kemenangan tersebut.

Hari itu, Boediono membuka lebar-lebar pintu rumah dinasnya di Jalan Diponegoro untuk menyambut tamu yang berdatangan.

Bukan hanya pejabat negara saja yang hadir dalam acara tersebut, melainkan juga masyarakat umum yang datang hanya beralaskan sendal jepit.

Meski demikian, sang RI-2 terlihat menyambut seluruh tamu dengan senyuman yang tidak pernah putus.

Ada suasana penuh haru di acara tersebut, betapa tidak, open house yang digelar hampir setiap tahun tersebut merupakan yang "terakhir" bagi Boediono dalam posisinya sebagai wakil presiden.

Setelah pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada 20 Oktober 2014 nanti maka Boediono akan meletakkan jabatannya sebagai orang nomor dua di Republik Indonesia.

Seswapres Mohamad Oemar yang hadir di acara tersebut mengatakan, dirinya akan sangat kehilangan sosok Boediono.

"Beliau merupakan sosok yang mengajarkan mengenai kesederhanaan," katanya.

Boediono, tambah dia, juga merupakan sosok yang mengajarkan mengenai keteladanan.

"Beliau juga selalu mengingatkan bagaimana menjadi pemimpin yang baik, bagaimana menciptakan pemerintahan yang baik namun efisien dan lain sebagainya," katanya.

Menurut Oemar, meski nantinya Boediono tidak lagi menjadi wakil presiden, namun kesan yang ditinggalkan akan selalu dikenang oleh seluruh orang-orang terdekat yang mendampinginya selama menjabat sebagai RI-2.

"Beliau akan selalu dikenang," katanya.

Sebelumnya, Boediono juga sempat menggelar acara buka puasa bersama di Istana Wakil Presiden.

"Meskipun biasanya tidak mengundang, tetapi tahun ini karena tahun terakhir bagi saya, saya sangat ingin bersama-sama teman kerja yang sangat saya hargai," kata Wapres Boediono di Istana Wakil Presiden, Jumat (18/7).

Dalam kata sambutannya wapres juga mengatakan bahwa selama beberapa tahun terakhir telah banyak kebijakan yang diambil bersama-sama.

Dirinya berhaRap kebijakan-kebijakan tersebut dapat memberikan hasil yang baik bagi bangsa dan negara.

"Kalau ada kekhilafan saya, saya mohon maaf pada masa kerja sama kita itu," kata Wapres.

Lebih lanjut, Wapres juga mengatakan, jalan hidup setiap orang berbeda-beda namun ada saat tertentu berpapasan di jalur yang sama.

"Jika itu terjadi, saya kira kita bisa mengingat kembali apa yang kita laksanakan bersama bagi bangsa ini," kata Wapres.

Menurut Wapres, perjalanan bangsa ini masih jauh, tetapi manusia-manusia yang membangun bangsa ini selalu berganti.

Dia berharap, di masa mendatang Indonesia akan semakin baik dan generasi penerus bisa memberikan kontribusi bagi Tanah Air.

Nuansa Jawa

Sementara itu, silaturahmi terbuka (open house) yang digelar wapres Boediono pada Hari Raya Idul Fitri 2014 sangat kental dengan nuansa Jawa.

Menurut Oemar, pada 2013 lalu open house wapres bernuansa Betawi.

"Tahun ini Ibu Herawati Boediono menginginkan nuansa Jawa, mungkin ingin menikmati suasana kampung halaman," katanya.

Nuansa Jawa terasa mulai dari dekorasi, ornamen hingga makanan yang dihidangkan.

Bermacam makanan mulai dari soto Kudus hingga tengkleng Solo tersaji lengkap.

Meski demikian, makanan lain khas Lebaran seperti lontong opor, sambal goreng hati, hingga sate juga disediakan untuk tamu yang hadir.

Nuansa Jawa juga semakin terasa karena alunan musik gamelan terdengar sepanjang acara di ruang jamuan makan.