Penderita bibir sumbing tiap tahun bertambah 7.500

id bibir sumbing, kelahiran bibir sumbing

Penderita bibir sumbing tiap tahun bertambah 7.500

Jumlah penderita bibir sumbing tiap tahun bertambah (FOTO ANTARA)

....Seluruh dunia bahwa perbandingan kelahiran hidup dengan kelainan celah bibir rentangnya hampir sama yakni satu diantara 1.000 kelahiran hidup....
Kuta (ANTARA Sumsel) - Jumlah penderita bibir sumbing di Indonesia setiap tahun bertambah rata-rata 7.500 orang, kata Direktur Medis Pelatihan Celah Bibir dan Langit-langit Internasional Asri Arumsari.

"Di Indonesia setiap tahun sekitar 7.500 kasus baru, sedangkan di Belanda kasusnya sekitar 30 setahun. Perbandingan yang sangat jauh karena tingkat kelahiran di negara kita juga tinggi," kata Ketua Persatuan Ahli Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia (PPABMMI) Jawa Barat itu, di Kuta, Bali, Jumat.

Di sela-sela acara "Asian Congress of Oral and Maxilofacial Surgeons (ACOMS)" yang ke-10, dia mengemukakan, banyaknya jumlah kasus bukan berarti kegagalan pemerintah dalam bidang kesehatan.

"Kelainan celah bibir dan langit-langit lebih disebabkan faktor genetik, walaupun ada juga karena masalah gizi dan lingkungan. Tetapi genetik memegang peranan yang terpenting," ucapnya.

Ia menambahkan, di mana pun di seluruh dunia bahwa perbandingan kelahiran hidup dengan kelainan celah bibir rentangnya hampir sama yakni satu diantara 1.000 kelahiran hidup.

Hanya saja ia menyebut jumlah ahli atau spesialis bedah mulut di Tanah Air masih cukup terbatas, sekitar 285 orang. Oleh karena itu, kemampuan ahli bedah mulut di Indonesia juga turut terbatas.

Asri mencontohkan, untuk tim ahli bedah mulut di Bandung paling banyak mampu mengoperasi 1.000 pasien per tahun, sedangkan di Jakarta sekitar 300 pasien dan layanan operasi itu diberikan secara gratis.

Di sisi lain, lanjut dia, karena banyaknya kasus kelainan celah bibir maupun langit-langit dibandingkan jumlah ahli, maka tindakan operasi bedah mulut diutamakan bagi yang benar-benar paling membutuhkan. "Alat dan sarana operasi di desa-desa ada juga yang kurang mendukung," ucap Asri.(ANT-KR-LHS)