Palembang (ANTARA Sumsel) - Buah pisang jenis kepok dan lilin lebih digemari selama bulan Ramadhan karena sejumlah warga membuat santapan kolak.
"Selama bulan puasa, jenis kepok dan lilin yang paling dicari pembeli karena cocok dibuat kolak," kata Arif, pedagang pisang di Pasar Perumnas Palembang, Jumat.
Para pembeli memilih jenis itu karena empuk setelah direbus dengan santan dan gula merah.
"Jenis pisang lain seperti tanduk dan gedah tidak cocok dibuat kolak karena akan lembek dan sedikit masam. Berbeda dengan kepok dan lilin yang tetap kenyal meski dimasak kurang lebih satu jam," ujarnya.
Permintaan terhadap pisang biasanya mengalami peningkatan selama Ramadhan, namun tidak terlalu signifikan.
"Memang ada peningkatan tapi tidak terlalu berpengaruh mengingat beragam jenis pisang juga dijual oleh pedagang seperti putri, lilin, nangka, gedah, emas, dan ambon," katanya.
Harga pisang itu bervariasi berkisar Rp5.000 hingga Rp15.000 persisir.
"Pedagang membeli dalam hitungan tandan atau watun berdasarkan jumlah sisirnya. Untuk pisang kepok dengan lima atau empat sisir berkualitas baik berkisar Rp30.000 hingga Rp40.000, sehingga dijual Rp10.000 hingga Rp15.000 persisir," ujarnya.
Sementara, Linda, pedagang lainnya, mengatakan mendapatkan pasokan pisang dari agen di Pasar Induk Jakabaring.
"Pedagang di Pasar Perumnas ini sudah tangan kedua sehingga harga sedikit lebih mahal karena sudah tingkat pengecer," ujarnya.
Pisang itu sebagian besar berasal dari daerah Ogan Komering Ulu, seperti Desa Cempako.
"Perkebunan pisang mencapai ribuan hektar di Cempako. Pada tahun ini terjadi penurunan kualitas karena daerah itu sempat dilanda banjir sehingga buah pada setiap tandan tidak terlalu padat," ujarnya. (Dolly)
"Selama bulan puasa, jenis kepok dan lilin yang paling dicari pembeli karena cocok dibuat kolak," kata Arif, pedagang pisang di Pasar Perumnas Palembang, Jumat.
Para pembeli memilih jenis itu karena empuk setelah direbus dengan santan dan gula merah.
"Jenis pisang lain seperti tanduk dan gedah tidak cocok dibuat kolak karena akan lembek dan sedikit masam. Berbeda dengan kepok dan lilin yang tetap kenyal meski dimasak kurang lebih satu jam," ujarnya.
Permintaan terhadap pisang biasanya mengalami peningkatan selama Ramadhan, namun tidak terlalu signifikan.
"Memang ada peningkatan tapi tidak terlalu berpengaruh mengingat beragam jenis pisang juga dijual oleh pedagang seperti putri, lilin, nangka, gedah, emas, dan ambon," katanya.
Harga pisang itu bervariasi berkisar Rp5.000 hingga Rp15.000 persisir.
"Pedagang membeli dalam hitungan tandan atau watun berdasarkan jumlah sisirnya. Untuk pisang kepok dengan lima atau empat sisir berkualitas baik berkisar Rp30.000 hingga Rp40.000, sehingga dijual Rp10.000 hingga Rp15.000 persisir," ujarnya.
Sementara, Linda, pedagang lainnya, mengatakan mendapatkan pasokan pisang dari agen di Pasar Induk Jakabaring.
"Pedagang di Pasar Perumnas ini sudah tangan kedua sehingga harga sedikit lebih mahal karena sudah tingkat pengecer," ujarnya.
Pisang itu sebagian besar berasal dari daerah Ogan Komering Ulu, seperti Desa Cempako.
"Perkebunan pisang mencapai ribuan hektar di Cempako. Pada tahun ini terjadi penurunan kualitas karena daerah itu sempat dilanda banjir sehingga buah pada setiap tandan tidak terlalu padat," ujarnya. (Dolly)