Musisi Bali kolaborasi drum kolosal di Denpasar Festival

id drum kolosal,Denfest 2024,anak muda,musisi senior

Musisi Bali kolaborasi drum kolosal di Denpasar Festival

Anak muda pecinta drum saat kolaborasi bersama musisi senior Bali dalam pertunjukan drum kolosal di Denfest 2024, Denpasar, Minggu (22/11/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari

Denpasar (ANTARA) - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali berkolaborasi melalui pertunjukan drum kolosal di panggung Denpasar Festival (Denfest) 2024.

Gusti Bagus Wistawan selaku pencetus kolaborasi ini di Denpasar, Minggu, mengatakan keterlibatan musisi senior di tengah pertunjukan ini sebagai pengingat agar proses regenerasi musisi di Bali tidak pernah melupakan generasi sebelumnya.

Pada hari pertama Denfest 2024 itu, Wistawan berhasil mengumpulkan 27 drumer dan 10 gitaris yang 80 persennya anak muda dan sisanya musisi senior Mereka diantaranya berasal dari Hydra Band, Lolot, Painful By Kisses, dan Navicula.

“Tadi bawa tiga lagu komposisi, yang pertama itu Kecak Fiesta, lalu We Will Kebyar gabungan dari We Rock You dan Kebyar-Kebyar dari Gombloh, dan Navicula Dinasti Matahari,” kata Wistawan.



Belum ada komunitas resmi yang menaungi kolaborasi lintas generasi ini, sebab proses menemukan anak muda pecinta drum dan gitar berangkat dari sekolah-sekolah musik yang ada di Bali.

Mereka antusias tampil di festival tahunan Kota Denpasar untuk memamerkan talentanya, sementara mengumpulkan musisi senior yang justru cukup menantang karena harus menyesuaikan dengan jadwal panggung mereka.

Namun, Wistawan mengatakan berkat kecintaan musisi senior tersebut terhadap musik akhirnya mereka mau terlibat dalam proyek drum kolosal ini.

Menyatukan puluhan drumer yang masih pelajar ini juga tidak sulit, bahkan untuk latihan bermain bersamaan hanya berlangsung satu kali dengan total persiapan satu bulan.

“Tidak sulit, justru sekarang karena era teknologi digital itu bisa kami manfaatkan ya, jadi kami bisa kirim sampel lagu yang dipelajari sama persis dengan itu, jadi tinggal menurut itu saja, kami latihan cuma sekali dan soundcheck hampir dua kali lah karena pengaruh cuaca,” ujar Wistawan.

Kesempatan Pemkot Denpasar memberi ruang seni masa kini tersebut untuk tampil mendatangkan respons positif masyarakat, dimana area sekitar panggung drum kolosal padat meskipun rumput lapangan basah dipenuhi tanah sisa hujan seharian.

Wistawan optimistis respons positif ini dapat mengantarkan anak muda dan musisi Bali terus berkolaborasi, bahkan memungkinkan agar musik kolosal dapat digelar kembali bahkan dengan seratusan musisi.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Puluhan anak muda dan musisi Bali kolaborasi drum kolosal di Denfest