Dokter dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu mengingatkan agar pasien tidak melakukan penyuntikan silikon cair untuk tujuan menambah volume penis, sebab akan menimbulkan reaksi penolakan yang sangat tinggi.
Bagaimanapun, tubuh manusia tidak mengenali silikon cair, karena merupakan benda asing yang tidak berasal dari tubuhnya sendiri.
Penyuntikan silikon cair dapat menyebabkan silikonoma berupa benjolan padat atau pembengkakan pada penis yang disertai rasa nyeri. Silikonoma penis dapat mengganggu kualitas hidup laki-laki yang berujung pada terganggunya kualitas hubungan dengan pasangan akibat rasa nyeri pada saat ereksi.
Adapun kasus yang paling ekstrem pada silikonoma penis, ujar Indri, benjolan padat yang muncul dapat menghambat fungsi saluran kemih, sehingga pasien kesulitan pada saat buang air kecil.
Silikonoma pada dasarnya juga bisa terjadi pada bagian tubuh lainnya yang kerap dijadikan target area penyuntikan dengan tujuan estetika, seperti hidung, pipi, payudara, hingga bokong. Padahal, penyuntikan silikon cair justru merusak jaringan-jaringan di sekitarnya, sehingga bentuk tubuh nantinya berubah menjadi semakin aneh.
Penyuntikan silikon cair juga dapat menimbulkan bahaya lainnya apabila terjadi perlukaan pada bagian kulit dan luka tersebut tidak kunjung sembuh, sehingga bisa saja berubah menjadi keganasan dalam jangka waktu panjang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dokter tegaskan tindakan implan penis hanya untuk atasi gangguan