Kampanye anti rokok bisa jadi salah satu cara cegah remaja merokok

id Bahaya merokok,perokok remaja,Kampanye anti rokok ,Survei kesehatan Indonesia ,Mega Febrianora

Kampanye anti rokok bisa jadi salah satu cara cegah remaja merokok

Tangkapan layar Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah dr. Mega Febrianora, Sp.JP(K), FIHA, FAPSC, CRFC dalam diskusi daring yang digelar Kementerian Kesehatan, Jumat (16/8/2024). ANTARA/Lifia Mawaddah Putri.

Selain itu, Mega juga mengimbau kepada para remaja agar tak terjerumus dalam lingkaran pertemanan yang tidak sehat. Sebab saat ini, ada pula sebutan "social smoker" di kalangan generasi muda dan mereka hanya merokok saat sedang berkumpul dengan teman-teman demi harga diri.

"Masih banyak lingkungan pertemanan yang positif. Misalnya, sekarang lagi tren grup lari 'kan. Itu lebih sehat daripada ikut-ikutan tren merokok," kata Mega.

Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif terus bertambah.

Pada data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5 persen), diikuti usia 10-14 tahun (18,4 persen).

Mega menjelaskan, saat ini sudah terdapat pula beberapa peraturan baru yang diharapkan bisa menurunkan jumlah perokok di Indonesia.

"Kita punya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Itu dikatakan bahwa usia minimal merokok dinaikkan dari 18 menjadi 21 tahun," kata Mega.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kampanye anti rokok bisa jadi salah satu cara cegah remaja merokok