Bikin bangga, Yidha bocah desa asal OKI juara kompetisi matematika tingkat dunia

id Kayu Agung, OKI, Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya

Bikin bangga, Yidha bocah desa asal OKI juara kompetisi matematika tingkat dunia

Pj. Bupati OKI, Asmar Wijaya saat menyambut Yidha dan orang tuanya merasa bangga atas prestasi yang diraih (ANTARA/HO-OKI)

Sekolah Binaan Sampoerna Agro
.
Yidha Firmanta Elhuda merupakan siswa SMP Plus Literasi Desa Gading Raja Kecamatan Pedamaran Timur Kabupaten Ogan Komering Ilir yang menjadi sekolah binaan PT Sampoerna Agro dibawah Yayasan Literasi Petir Indonesia

Kepala SMP Plus Literasi, Adi Saputro menuturkan, Pada gelaran IMCS tahun ini Yidha bersaing dengan siswa-siswi terpilih yang berasal dari Singapura, India, Filipina, Cina, Hongkong, Taiwan, Malaysia, Korea Selatan, Thailand, Macau, Vietnam, Iran, Myanmar serta Australia.

"Ada 44 orang siswa dari berbagai sekolah di Indonesia. Yidha asal OKI satu-satunya mewakili pulau Sumatera," terang Adi.

Diceritakannya sebelum diberangkatkan ke Singapura, Yidha menyingkirkan ribuan peserta lainnya asal Indonesia untuk diberangkatkan ke Singapura.

"Untuk kompetisi tingkat nasional dia (Yidha) sudah dua kali menjadi juara," Terang Adi.

Adi Saputro memaparkan kiat-kiat sekolahnya mencetak juara matematika dunia.

"Jadi mulai kelas 8 (2 SMP) anak-anak diarahkan sesuai minatnya. Ada klub matematika, klub bahasa inggris, komputer, hingga penghapal Alqur'an. Kita bekerjasama dengan para ahli di bandung, Kampung Inggris Pare Kediri untuk melatih anak-anak secara daring," papar dia.

Sekolah Swasta, Bayar Seikhlasnya

Adi Saputra menceritakan sekolah plus literasi Pedamaran Timur didirikan atas kerjasama berbagai pihak, pemda, swasta serta masyarakat. Lahan seluas  1,5 Ha yang jadi areal sekolah juga berasal dari hibah tanah desa.

"Mulai berdiri sejak 2021. Selain dukungan pemerintah dan swasta juga dari masyarakat. Bahkan saat pembangunan dulu masyarakat urunan hasil panen sawit," jelas dia.

Saat ini sekolah tersebut mendidik 163 siswa, dengan 6 ruang belajar. Orang tua siswa tidak dibebani dengan biaya SPP.

"Cukup 100 ribu, selebihnya seikhlas orangtua wali. Kami juga gratiskan untuk anak yatim dan tidak mampu," ujar dia.

Untuk membiayai operasional sekolah jelas Adi, dibiayai melalui pengelolaan kebun sawit serta beberapa unit usaha lainnya.

"Jadi kami tidak akan menaikkan SPP atau menurunkan gaji guru tapi bagaimana kita mengembangkan unit usaha milik sekolah untuk operasional sekolah," terangnya.