BMKG sebelumnya juga menyatakan risiko hujan di sejumlah wilayah Indonesia masih tinggi, setidaknya hingga bulan September, meski beberapa wilayah juga sudah mulai memasuki musim kemarau.
Deputi Meteorologi Guswanto menjelaskan hal tersebut terjadi karena adanya beberapa dinamika atmosfer yang masih aktif di wilayah Indonesia, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang ekuatorial Rossby, Kelvin, hingga pola sirkulasi siklonik serta potensi pembentukan daerah belokan dan perlambatan angin.
Kondisi ini bisa menimbulkan dampak cuaca ekstrem kebencanaan hidrometeorologi yang meliputi banjir, banjir bandang, banjir lahar hujan, tanah longsor, dan seterusnya meski pada saat yang bersamaan Indonesia mulai dilanda musim kemarau pada Juni-September 2024.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Rabu, BMKG peringatkan risiko hujan sedang-lebat di sebagian besar RI