Polisi wanti-wanti larang dan bubarkan perang sarung, ternyata ini satu akibatnya
Ia menerangkan, motif perang sarung tersebut karena ada ajakan dari rekan korban melalui pesan Whatsapp. Hingga saat ini penyidik masih mengumpulkan alat-alat bukti yang digunakan oleh para pelajar dalam perang sarung tersebut.
"kita masih terus mendalami, mencari bukti-bukti permulaan yang cukup siapa-siapa saja yang patut diduga melakukan perbuatan tindak pidana kekerasan terhadap korban. Ini kita masih terus berkelanjutan jadi mohon waktu mohon bersabar, karena cukup banyak yang kita ambil keterangan, kita harus melengkapi alat bukti yang cukup," ujarnya.
Kapolres mengimbau kepada seluruh masyarakat dan orang tua di Lampung Selatan, untuk terus menjaga dan mengawasi anak-anak dari aksi kejahatan.
"Jangan biarkan anak-anak kita menjadi korban atau pemain perang sarung, pastikan setelah shalat tarawih anak-anak sudah berada di rumah tidak berkeliaran yang tidak jelas," katanya.
Untuk diketahui, peristiwa tersebut terjadi pada Senin malam tanggal 18 Maret 2024 sekitar pukul 20.30 WIB, terjadi tawuran perang sarung antara remaja desa Kecapi berlawanan dengan remaja desa Pematang yang berujung meninggal dunia satu orang.
Menurut saksi warga sekitar, korban sempat di bawa ke Bidan Desa Kecapi, namun kondisi korban sudah melemah, oleh karena itu pihaknya bidan tidak sanggup lagi lalu di bawa ke Rumah Sakit Boob Bazar Kalianda, dan korban tidak tertolong lagi.
"kita masih terus mendalami, mencari bukti-bukti permulaan yang cukup siapa-siapa saja yang patut diduga melakukan perbuatan tindak pidana kekerasan terhadap korban. Ini kita masih terus berkelanjutan jadi mohon waktu mohon bersabar, karena cukup banyak yang kita ambil keterangan, kita harus melengkapi alat bukti yang cukup," ujarnya.
Kapolres mengimbau kepada seluruh masyarakat dan orang tua di Lampung Selatan, untuk terus menjaga dan mengawasi anak-anak dari aksi kejahatan.
"Jangan biarkan anak-anak kita menjadi korban atau pemain perang sarung, pastikan setelah shalat tarawih anak-anak sudah berada di rumah tidak berkeliaran yang tidak jelas," katanya.
Untuk diketahui, peristiwa tersebut terjadi pada Senin malam tanggal 18 Maret 2024 sekitar pukul 20.30 WIB, terjadi tawuran perang sarung antara remaja desa Kecapi berlawanan dengan remaja desa Pematang yang berujung meninggal dunia satu orang.
Menurut saksi warga sekitar, korban sempat di bawa ke Bidan Desa Kecapi, namun kondisi korban sudah melemah, oleh karena itu pihaknya bidan tidak sanggup lagi lalu di bawa ke Rumah Sakit Boob Bazar Kalianda, dan korban tidak tertolong lagi.