Oleh sebab itu, pembuatan tanggul melalui optimasi lahan juga diharapkan dapat membantu manajemen tata kelola air sehingga saat terjadi banjir maupun air pasang cukup tinggi tidak merusak area persawahan.
“Mudah-mudahan dengan adanya optimasi bisa menanggulangi adanya dampak perubahan iklim,” ujarnya.
Selain itu, berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel per 18 Januari Tahun 2024 terdapat 1.978 hektare pertanaman dan 11,3 hektare persemaian padi yang terdampak banjir di wilayah itu. Sedangkan yang mengalami kerusakan total dan tidak bisa panen mencapai 939,2 hektare pertanaman dan 1,6 hektare persemaian.
“Total lahan terdampak banjir ini tersebar di tujuh kabupaten diantaranya Ogan Komering Ilir, Musi Rawas, Musi Banyuasin, Ogan Komering Ulu Timur, Empat Lawang, Musi Rawas Utara dan Pali,” jelasnya.
Maka dari itu, Pemprov Sumsel berencana memberikan bantuan benih bibit baru yang dapat dimanfaatkan para petani untuk melakukan penanaman saat kondisi kembali kondusif.
“Saat ini masih identifikasi di lapangan, menyusun kebutuhan, karena kalau diberikan sekarang juga masih belum bisa menanam karena kondisi air masih tinggi,” kata Bambang.