Jakarta (ANTARA) - Apt. Nurchasanah, S.Farm dari Instalasi Farmasi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo tak menyarankan orang-orang menyimpan obat di dalam mobil salah satunya karena suhunya tak stabil.
"Baiknya tidak disimpan di mobil, harusnya tidak digunakan lagi karena kita tidak tahu yang terjadi pada obat tersebut, karena sudah meninggalkan lama, tidak dipantau juga," ujar dia dalam acara kesehatan yang disiarkan daring, Selasa.
Kalaupun obat telanjur disimpan di dalam mobil, Nurchasanah mengingatkan untuk memeriksa dulu kondisi fisiknya berubah atau tidak, atau ada perubahan bau.
"Kalau misalnya ditaruh di mobil dalam jangka waktu lama, mobil sendiri suhunya tidak stabil, rata-rata panas misal AC tidak dinyalakan walau disimpan di basement yang tidak ada matahari, baiknya tidak digunakan kalau ada perubahan bentuk atau bau," jelas dia.Lalu, berbicara masa penggunaan obat sebelum dibuka dari kemasan, maka sebaiknya sesuaikan dengan tanggal yang dicantumkan produsen. Apabila sudah melebihi masa penggunaan walaupun kemasan belum dibuka maka obat dibuang saja karena sudah tak lagi layak digunakan.
Kemudian, saat akan membuang obat yang sudah lewat kedaluwarsa maka sebaiknya hancurkan dulu. Obat berbentuk kapsul misalnya, dikeluarkan dulu dari cangkangnya, larutkan ke air dan cangkangnya digunting lalu dibuang.
"Kalau tablet dan pil dihancurkan dulu, dicampur dengan bahan seperti kopi dan tanah, lalu dilarutkan dalam wadah yang bisa ditutup, gunting kemasannya," demikian pesan Nurchasanah.
Senada dengan dia, Badan Pengawas Obat dan Pangan Amerika Serikat (FDA) merekomendasikan orang-orang untuk memasukkan obat-obatan ke dalam kantong plastik yang berisi bahan yang tidak diinginkan, seperti kotoran kucing atau bubuk kopi, dan membuangnya ke tempat sampah. Lembaga itu melarang orang-orang membuang obat-obatan yang tidak terpakai di wastafel atau toilet.