Konservasionis satwa ragukan masih ada habitat untukharimau jawa

id Satwa liar, konservasi, taman safari,harimau jawa,berita sumsel, berita palembang

Konservasionis satwa ragukan masih ada habitat untukharimau jawa

Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama oleh Kepala Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi (PRBE) Organisasi Hayati Lingkungan (ORHL) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Bayu Adjie (empat dari kiri) dengan Komisaris Taman Safari Indonesia (TSI) Tony Sumampau, di Taman Safari Indonesia II Prigen, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (7/8/2023). Kedua pihak sepakat menjalin kerja sama riset "Karakterisasi Aves dan Mamalia Endemik Kepulauan Sunda Besar" kurun waktu tahun 2023-2027. (ANTARA/HO-Humas BRIN)

Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pegiat konservasi satwa liar Indonesia, Tony Sumampau meragukan masih adanya habitat untuk satwa harimau jawa (Panthera tigris sondaica) yang sudah dinyatakan punah oleh otoritas berwenang.

"Kalau menurut saya, tidak ada lagi habitat untuk harimau dapat hidup di taman nasional, cagar alam atau suaka margasawta yang dapat menampung harimau jawa kalau memang benar harimau jawa masih ada," katanya di Bogor, Jawa Barat, Senin.

Menjawab pertanyaan ANTARA mengenai beberapa kalangan yang masih meyakini hal tersebut, Koordinator Umum Forum Konservasi Satwa Liar Indonesia (Foksi) itu menambahkan bahwa pasti sering terjadi konflik.

Ia mengatakan bahwa yang jelas keberadaannya masih ada hingga kini adalah macan tutul jawa (Panthera pardus melas)

"Kalau macan tutul jawa, memang benar masih ada," katanya dan menambahkan macan tutul jawa merupakan subspesies macan tutul yang sebarannya sangat terbatas, hanya di Pulau Jawa, seperti di Jawa Barat, Kangean, Nusa Kambangan dan Pulau Sempu.

Harimau jawa merupakan karnivor terbesar yang pernah hidup di Pulau Jawa. Jenis ini dulunya terpantau di Jampang Kulon, Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Pangrango, Yogyakarta, Probolinggo, Blitar, Banyuwangi, Tulungagung, hingga Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur.