Konservasionis satwa ragukan masih ada habitat untukharimau jawa
Pendiri lembaga konservasi satwa "eksitu" (di luar habitat alami) Taman Safari Indonesia (TSI) itu kembali menyatakan bahwa kalau masih ada pasti ada konflik dan sering ditemui.
"Mana ada lagi hutan yang tidak ada manusianya di Jawa," kata Tony Sumampau.
Sebelumnya, dalam sebuah portal berita disebutkan peneliti harimau jawa, Didik Raharyono terus mengumpulkan bukti bahwa harimau jawa belum punah, meski vonis tersebut sudah diumumkan sejak tahun 1980-an.
Didik Raharyono yang merupakan pegiat Organisasi Peduli Karnivora Jawa (PKJ) terus memperjuangkan untuk membuktikan bahwa harimau jawa belum punah.
Disebutkan selama puluhan tahun, Didik Raharyono melakukan penelitian mandiri untuk mengumpulkan bukti-bukti tersebut, yakni dengan menjelajahi hutan di Pulau Jawa hingga taman nasional.
Pegiat lingkungan yang kini tinggal di Kabupaten Kuningan itu, masih memperjuangkan upaya menemukan karnivora besar yang merupakan sub spesies dari harimau sunda itu.
Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) secara ilmiah telah dinyatakan punah sejak 1980-an.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) and Natural Resources Red List menyatakan statusnya "extinct" atau punah.
"Mana ada lagi hutan yang tidak ada manusianya di Jawa," kata Tony Sumampau.
Sebelumnya, dalam sebuah portal berita disebutkan peneliti harimau jawa, Didik Raharyono terus mengumpulkan bukti bahwa harimau jawa belum punah, meski vonis tersebut sudah diumumkan sejak tahun 1980-an.
Didik Raharyono yang merupakan pegiat Organisasi Peduli Karnivora Jawa (PKJ) terus memperjuangkan untuk membuktikan bahwa harimau jawa belum punah.
Disebutkan selama puluhan tahun, Didik Raharyono melakukan penelitian mandiri untuk mengumpulkan bukti-bukti tersebut, yakni dengan menjelajahi hutan di Pulau Jawa hingga taman nasional.
Pegiat lingkungan yang kini tinggal di Kabupaten Kuningan itu, masih memperjuangkan upaya menemukan karnivora besar yang merupakan sub spesies dari harimau sunda itu.
Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) secara ilmiah telah dinyatakan punah sejak 1980-an.
International Union for Conservation of Nature (IUCN) and Natural Resources Red List menyatakan statusnya "extinct" atau punah.