Melestarikan tulisan tangan saat teknologi menawarkan kemudahan

id tulisan tangan, kekuatan tulisan tangan, tulisan manual,berita sumsel, berita palembang

Melestarikan tulisan tangan saat teknologi menawarkan kemudahan

Ilustrasi menulis. (ANTARA/Pexels)

JAKARTA (ANTARA) - Di era teknologi, barangkali dan hampir pasti, banyak orang telah meninggalkan kebiasaan menulis dengan tangan. Kegiatan catat-mencatat telah bergeser menggunakan papan ketik atau layar sentuh pada gawai karena lebih praktis dan mudah. Padahal banyak keajaiban yang bisa didapat dari aktivitas menulis tangan, selain mencengkeram daya ingat dan meningkatkan kualitas tidur, juga mampu mewujudkan mimpi selangkah lebih dekat.

Salah satu dampak kemajuan teknologi adalah ditinggalkannya kebiasaan menulis dengan tangan oleh sebagian besar masyarakat  akibat kepraktisan yang ditawarkan perangkat elektronik. Tren digital yang berkembang membuat banyak orang lebih suka mencatat secara digital dibandingkan dengan menulis tangan.

Nyatanya, orang yang menulis dengan kertas dan pulpen memiliki kemampuan kognitif lebih dibandingkan mereka yang mengetik dengan komputer atau ponsel. Karena gerakan mengetik selalu sama apapun hurufnya, hanya memerlukan satu sentuhan, yaitu sebatas memencet tombol. Berbeda halnya dengan menulis menggunakan tangan, dalam membentuk huruf, olah motorik diperlukan untuk melakukan eksekusi tersebut.

Menulis dengan tangan adalah proses yang dinamis, karena ketika menulis, otak juga memproses apa yang kita pikirkan, dengar, dan lihat.

Sebuah penelitian menyebutkan ada jalur syaraf yang berbeda pada otak manusia yang hanya diaktifkan dengan olah motorik halus saat menulis. Proses belajar dan kinerja memori sangat terpengaruh dengan jalur syaraf ini. Maka menulis dengan tangan mampu menguatkan daya ingat seseorang.

Studi yang dilakukan di Universitas Nebraska, Universitas Princeton dan University of California menyimpulkan bahwa pelajar yang menulis menggunakan tangan umumnya memiliki performa akademik yang lebih baik dibanding mereka yang mengetik pada komputer. Hal ini bisa terjadi karena otak merangkum berbagai pengalaman saat menulis, sehingga menyimpan informasi lebih lama dan lebih mudah memahami ide-ide baru.

Bukan hanya pelajar, manfaat yang sama tentu juga bisa diperoleh pekerja profesional, karyawan, atau pun masyarakat umum yang melakukannya.

 

Rilis emosi

Sehat atau tidaknya mental seseorang dapat dilihat dari tiga aspek utama dalam diri manusia, yaitu emosi, pikiran, dan perilaku. Ketiganya saling berhubungan dan memengaruhi satu sama lain.

Psikolog lulusan Universitas UGM Yogyakarta Viska Erma Mustika, M.Psi. mengibaratkan emosi sebagai energi yang mengalir di dalam tubuh manusia. Ada aliran emosi yang masuk (berupa emosi positif maupun negatif), ada pula aliran emosi yang keluar (berupa ekspresi emosi tertentu). Lancar tidaknya aliran emosi di dalam diri menjadi syarat kesehatan mental seseorang. Pada disiplin ilmu psikologi, ini disebut regulasi emosi. Orang dengan regulasi emosi yang baik, dia akan sehat secara mental, begitupun sebaliknya.

Sebagian besar emosi tersimpan di alam bawah sadar, hanya sebagian kecil yang berada di alam sadar. Persoalan mental, seringkali dialami ketika banyak sekali emosi-emosi negatif terekam di alam bawah sadar kita sebagai akibat dari regulasi emosi yang bermasalah. Kita mungkin sebenarnya merasakan sesuatu, tetapi tidak menyadarinya.

Menulis tangan dapat membantu kita untuk memperlancar kembali proses regulasi emosi, sehingga emosi-emosi negatif yang selama ini tersimpan di alam bawah sadar dapat kita sadari kembali.