Dokter: Rokok berdampak negatif pada kemampuan jantung saat olahraga
Selain itu, sambungnya, rokok juga meningkatkan risiko cedera jantung, terutama saat aktivitas fisik intens. Hal ini karena nikotin dapat menyempitkan pembuluh darah, meningkatkan beban kerja jantung, dan meningkatkan risiko pembekuan darah.
Kemudian, ucap dia, rokok juga menurunkan stamina dan kinerja, seperti mengurangi kemampuan tubuh untuk menjaga kinerja pada tingkat optimal. Hal ini dapat membuat seseorang kesulitan untuk mencapai hasil yang diinginkan selama berolahraga.
"Karena rokok dapat membuat jantung bekerja lebih keras, ada risiko peningkatan tekanan pada jantung saat berolahraga yang berlebihan. Ini bisa berpotensi berbahaya, terutama jika seseorang berolahraga dalam kondisi yang tidak baik," tuturnya.
Selain berdampak pada kemampuan jantung, rokok juga menjadi salah satu penghambat turunnya angka stunting Indonesia yang masih berada pada angka 21,6 persen pada 2022.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi memaparkan bahwa pengeluaran orang dewasa dalam keluarga untuk membeli rokok per bulan diperkirakan mencapai Rp382 ribu.
“Saya berharap keluarga-keluarga Indonesia mengalihkan belanjanya dan melakukan prioritas ulang pengeluarannya bukan untuk rokok,” kata Maria (30/5).
Kemudian, ucap dia, rokok juga menurunkan stamina dan kinerja, seperti mengurangi kemampuan tubuh untuk menjaga kinerja pada tingkat optimal. Hal ini dapat membuat seseorang kesulitan untuk mencapai hasil yang diinginkan selama berolahraga.
"Karena rokok dapat membuat jantung bekerja lebih keras, ada risiko peningkatan tekanan pada jantung saat berolahraga yang berlebihan. Ini bisa berpotensi berbahaya, terutama jika seseorang berolahraga dalam kondisi yang tidak baik," tuturnya.
Selain berdampak pada kemampuan jantung, rokok juga menjadi salah satu penghambat turunnya angka stunting Indonesia yang masih berada pada angka 21,6 persen pada 2022.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Maria Endang Sumiwi memaparkan bahwa pengeluaran orang dewasa dalam keluarga untuk membeli rokok per bulan diperkirakan mencapai Rp382 ribu.
“Saya berharap keluarga-keluarga Indonesia mengalihkan belanjanya dan melakukan prioritas ulang pengeluarannya bukan untuk rokok,” kata Maria (30/5).