Jakarta (ANTARA) - Stroke adalah kondisi medis paling mendesak dan berpotensi mengancam jiwa yang sering kali berdampak pada kualitas hidup seseorang.
Dalam menghadapi stroke, setiap detik sangat berharga, dan pemahaman yang mendalam tentang gejala, langkah-langkah penanganan, serta kolaborasi berbagai disiplin medis merupakan kunci untuk meningkatkan hasil perawatan.
Mengenali gejala awal stroke adalah langkah pertama yang penting untuk memastikan penanganan cepat. Gejala ini sering kali diingat dengan akronim BEFAST, yakni:
B - Balance (Keseimbangan): Apakah seseorang tiba-tiba kehilangan keseimbangan atau mengalami masalah koordinasi?
E - Eyes (Penglihatan): Apakah penglihatan mendadak menjadi kabur atau hilang pada salah satu atau kedua mata?
F - Face (Wajah): Apakah salah satu sisi wajah tampak terkulai? Cobalah minta orang tersebut untuk tersenyum; jika hanya satu sisi yang bergerak, ini bisa menjadi tanda awal stroke.
A - Arms (Lengan): Tanyakan kepada orang tersebut untuk mengangkat kedua lengan. Jika salah tidak dapat diangkat atau cenderung jatuh, ini adalah sinyal yang jelas tanda awal stroke.
S - Speech (Ucapan): Jika mengalami kesulitan berbicara atau berbicara dengan cara yang tidak jelas. Minta untuk mengulang kalimat sederhana dan perhatikan kejelasan ucapannya.
T - Time (Waktu): Jika Anda melihat satu atau lebih gejala ini, segera hubungi layanan darurat. Setiap detik sangat berharga dalam menangani stroke.
"Selain gejala BEFAST, ada tanda-tanda lain yang mungkin muncul antara lain kebingungan mendadak atau kesulitan dalam memahami pembicaraan, gangguan penglihatan, kesulitan berjalan atau kehilangan keseimbangan dan sakit kepala parah tanpa sebab yang jelas," kata Dr Steven Tandean M.Kes, SpBS selaku Spesialis Bedah Saraf RS Siloam Dhirga Surya, Medan, dalam siaran pers pada Senin.
Stroke Iskemik
Stroke iskemik terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat oleh gumpalan darah. Penanganan utama untuk kondisi ini adalah trombolisis, yang bertujuan untuk melarutkan gumpalan tersebut.
Setelah diagnosis stroke iskemik ditegakkan, dokter harus memutuskan apakah pasien memenuhi kriteria untuk menerima terapi trombolitik. Ini biasanya harus dilakukan dalam waktu 4,5 jam setelah gejala muncul.
Setelah keputusan dibuat, larutan trombolitik seperti alteplase diberikan melalui infusintravena. Prosedur ini memerlukan pemantauan ketat untuk menghindari komplikasi. Risiko utama dari trombolisis adalah perdarahan, terutama perdarahan intraserebral.
Meskipun terapi ini dapat menyelamatkan nyawa dan memperbaiki fungsi neurologis, komplikasi seperti perdarahan tetap mungkin terjadi. Oleh karena itu, penting untuk melakukan diskusi yang transparan dengan pasien dan keluarganya mengenai risiko dan manfaat sebelum melakukan terapi.
Berita Terkait
PHBS cegah tuberkulosis, OKU timur masifkan sosialisasi
Jumat, 25 Oktober 2024 21:00 Wib
Uji kesehatan mata anak bisa dilakukan pada usia 3-5 tahun
Rabu, 16 Oktober 2024 16:26 Wib
Dinas Kesehatan OKU tangani 23.222 kasus ISPA
Selasa, 15 Oktober 2024 20:19 Wib
Menguak potensi dan tantangan terapi sel punca
Selasa, 15 Oktober 2024 14:54 Wib
Dinas Kesehatan OKU menangani 1.796 kasus diare
Senin, 14 Oktober 2024 19:38 Wib
Menkes: Gizi salah satu masalah penyakit besar di Indonesia
Senin, 14 Oktober 2024 14:27 Wib
Pemkab OKU Selatan sediakan sarana air bersih untuk tingkatkan PHBS
Selasa, 8 Oktober 2024 19:46 Wib
Tinggal datang ke Puskesmas, Pemkab OKU beri pengobatan gratis pengidap TBC
Selasa, 8 Oktober 2024 19:30 Wib