Sirkuit dan solusi atasi balapan liar di kalangan remaja

id balap liar,sirkuit,remaja,pemerintah,berita sumsel, berita palembang

Sirkuit dan solusi atasi balapan liar di kalangan remaja

Ilustrasi - Balapan liar di jalanan (ANTARA/HO-Antaranews)

Faktor pendorong

Balapan liar yang dinilai telah menjadi masalah sosial ini terjadi karena beberapa penyebab. Penyebab itu di antaranya adanya kesenjangan antara keinginan mereka dengan realita. Para remaja  memiliki keinginan untuk menjadi pembalap, akan tetapi fasilitasnya tidak ada. Akhirnya, mereka pun nekat melakukan aksi tersebut tanpa sarana dan alat pengaman yang mendukung demi bisa menyalurkan hobi mereka.

Selain itu, remaja yang tidak bisa mengontrol keinginan untuk mencari jati diri dengan melakukan hal-hal baru seperti balap liar. Remaja ingin menunjukkan dirinya tetap unggul yang diwujudkan dalam balap liar.

Selain itu, keinginan untuk melakukan balapan liar karena pengaruh teman, lingkungan sosial, lingkungan sekolah, ingin menarik perhatian lawan jenis serta tergiur dengan besarnya uang taruhan.

Balapan liar bisa jadi akibat ringannya sanksi yang diberikan terhadap pelaku. Sanksi yang diberikan kepolisian hanya sekadar sanksi tilang karena melanggar lalu lintas dan juga sanksi binaan saja, sehingga remaja yang terlibat balap liar tidak jera.

Menurut ahli psikologi perkembangan, seperti Turner dan Helms (2004), penyebab remaja melakukan balap liar di jalan raya adalah kondisi keluarga yang berantakan (broken home), atau kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Penyebab lainnya, status sosial ekonomi orang tua yang rendah, pengaruh teman sebaya, dan juga penerapan kondisi keluarga yang tidak tepat.

Kesibukan orang tua terhadap pekerjaannya juga membuat para remaja itu mendapatkan kebebasan tanpa pengawasan dan teguran saat melakukan balap luar.

Hal ini bisa dikatakan kurangnya kebersamaan atau komunikasi antara orang tua dan remaja, atau bisa diartikan ungkapan kasih sayang orang tua kepada anaknya lebih banyak dalam bentuk materi dari pada kejiwaan (psikologis).

Akibat tidak mendapatkan perhatian serta kasih sayang dari orang tua, didukung kurangnya kehidupan beragama serta berada di lingkungan yang rawan atau tidak sehat seperti sering terjadi perkelahian dan pencurian, maka perilaku menyimpang cepat terjadi pada remaja. Tidak hanya soal balapan liar, tapi bisa saja perilaku negatif lainnya.