Jakarta (ANTARA) - Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan rupiah berpeluang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Selasa, karena pasar menantikan hasil rapat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pada Kamis (21/9) waktu Indonesia.
“Dengan membaiknya data ekonomi AS belakangan ini dan inflasi yang belum turun ke 2 persen, kemungkinan besar The Fed akan mempertahankan suku bunganya di rapat kali ini, tapi The Fed mungkin akan memberikan indikasi untuk tetap mendukung kebijakan suku bunga tinggi,” ujar dia ketika dihubungi Antara di Jakarta.
Selain itu, harga minyak mentah yang terus meningkat dapat menjadi masalah baru bagi perekonomian global dan menyulut inflasi. Untuk Indonesia, kenaikan harga minyak mentah menambah kebutuhan dolar AS guna mengimpor minyak mentah.
“Jadi, faktor ini bisa mendukung penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya, termasuk rupiah,” ucap Ariston.