Kembali ke performa terbaik
Performa Apri/Fadia dalam setahun terakhir memang menurun. Namun grafik mereka kembali mengalami peningkatan pada Kejuaraan Dunia 2023, kejuaraan yang begitu penting.
Berkat hasil runner-up di ajang tersebut, ranking Apri/Fadia turut melonjak empat langkah ke peringkat delapan, setelah sebelumnya bertengger di posisi ke-12 dunia.
Apri/Fadia kini mengoleksi sebanyak 69.933 poin dari 17 turnamen yang telah mereka ikuti sejauh ini.
Kepala Pelatih Ganda Putri Pelatnas PBSI Eng Hian turut senang dengan performa apik yang dikeluarkan anak asuhnya.
Memang belum bisa juara, tetapi menjadi finalis Kejuaraan Dunia merupakan pencapaian yang pantas diapresiasi. Apa yang diraih Apri/Fadia di Copenhagen tetaplah sebuah prestasi yang layak dihargai, kata pelatih yang akrab disapa Koh Didi itu.
Penampilan Apri/Fadia di babak final ia sebut bukan antiklimaks, namun lebih pada kondisi underpressure.
Keduanya tak bisa lepas dari tekanan duo China sehingga gagal mengembangkan pola permainan terbaik. Hal itu tampak dari pukulan pengembalian bola serta kuantitas kesalahan sendiri.
Soal pertandingan yang berlangsung pada Minggu (27/8) itu, Eng Hian tak menampik bahwa pasangan Chen/Jia sarat pengalaman. Dari prestasi dan penampilan yang konsisten, wajar jika mereka adalah ganda putri terbaik dunia.
Justru ia berharap kepada Apri/Fadia untuk bisa meredam kekuatan lawan sejak awal. Tapi faktanya, final Kejuaraan Dunia punya atmosfer yang berbeda dan sangat berpengaruh terhadap penampilan atlet yang ditukangi Eng Hian.
Usai Kejuaraan Dunia BWF 2023, Eng Hian berharap Apri/Fadia bisa memetik banyak pelajaran. Mereka juga harus kembali mempersiapkan teknik, fisik, dan mental jelang ajang-ajang lainnya.
Pertandingan final Kejuaraan Dunia kali ini harus menjadi pembelajaran Apri/Fadia ke depan. Bagaimana mereka berdua harus bisa mengatur ekspektasi, serta membenahi kekurangan yang terjadi di pertandingan partai final turnamen elit, pungkas Eng Hian.