Apri/Fadia jadi pelipur lara meski Indonesia tanpagelar juara

id ganda putri,pelatnas pbsi cipayung,kejuaraan dunia bwf,rionny mainaky,eng hian,apriyani rahayu,siti fadia silva

Apri/Fadia jadi pelipur lara meski Indonesia tanpagelar juara

Pasangan ganda putri Indonesia Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti berpose dengan medali perak yang mereka raih di Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis 2023 di Denmark, Minggu (27/8/2023). (ANTARA/HO/PBSI)

Seandainya Gregoria bisa bermain normal dan fokus, Rionny meyakini anak asuhnya itu bisa keluar dari tekanan dan merebut kemenangan


Harus disadari bahwa tampil di turnamen besar seperti Kejuaraan Dunia, faktor mental jadi dominan dan penentu kemenangan.

Mental tak hanya berhubungan dengan soal fighting spirit saja, tetapi juga berdampak ke segi yang lain. Jika mental tak kuat, akan berpengaruh ke berbagai segi saat pemain bermain di lapangan.

Imbasnya, teknik yang dimiliki bakal hilang, keterampilan tidak muncul, juga kelincahan dan pergerakan terasa lambat, ujar Rionny.

Kenyataan di lapangan pun membuktikan demikian. Skuad Garuda yang awalnya begitu percaya diri dengan ganda putra peringkat satu dunia justru tak membuahkan hasil positif.

Meski sudah tampil optimal, namun ada pressure yang demikian berat ke para pemain. Mereka kalah karena bebannya terlalu berat.

Pasangan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto tak bisa maksimal, padahal keduanya jadi ujung tombak. Mereka mendapat tekanan, sehingga tenaga, kecepatan, dan fokus mereka tak bisa melunakkan pertahanan lawan.

Evaluasi juga merambah pada sektor-sektor lain yang tidak sesuai harapan.

Di ganda campuran, PBSI mengakui bahwa para pemainnya kalah kelas. Bisa melawan, tetapi belum bisa mengalahkan lawan yang saat ini menduduki posisi di Top 4 dunia.

Untuk Gregoria Mariska Tunjung (tunggal putri), patut disayangkan karena tidak bisa memanfaatkan kesempatan. Sewaktu melawan Akane Yamaguchi (Jepang), Gregoria malah banyak melakukan kesalahan sendiri.

Seandainya Gregoria bisa bermain normal dan fokus, Rionny meyakini anak asuhnya itu bisa keluar dari tekanan dan merebut kemenangan.

Khusus tunggal putra, para pemain harus lebih menyadari bahwa tampil di Kejuaraan Dunia itu berbeda. Prestasi mereka sangat diharapkan dan ditunggu masyarakat Indonesia.

Rionny menegaskan bahwa seharusnya target jangan menjadi beban, tetapi menjadi tanggung jawab dan motivasi bagi atlet agar bisa tampil bagus dan juara.

Kegagalan tersebut harus menjadi pelajaran penting agar tidak gagal lagi di kejuaraan-kejuaraan penting lainnya ke depan. PBSI juga harus kembali bersiap untuk menghadapi jadwal kejuaraan selanjutnya.