Jakarta (ANTARA) - Analis pasar mata uang Lukman Leong mengatakan rupiah menguat di tengah sentimen risk on dan dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah pascadata Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) lebih lemah dari perkiraan.
"(Data tenaga kerja JOLTS) sebesar 8,82 juta, (lebih lemah dari) perkiraan (sebesar) 9,46 juta," ujar dia ketika dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.
Pelemahan data tenaga kerja JOLTS meredakan ekspektasi pada prospek suku bunga The Fed.
Adapun data automatic data processing (ADP) dan non-farm payroll (NFP) yang akan dirilis pada pekan diperkirakan juga mengalami pelemahan.
"Rupiah pada hari ini diperkirakan bergerak di kisaran Rp15.150-Rp15.300 per dolar AS," ucapnya.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi menguat 0,28 persen atau 42 poin menjadi Rp15.218 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.260 per dolar AS.