Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,18 persen menjadi 103,3831 pada akhir perdagangan.
Turunnya imbal hasil obligasi Pemerintah AS, juga memberikan dukungan pada emas, membantu emas mengakhiri penurunan beruntun terpanjang sejak Maret 2017i. Namun emas masih mengakhiri pekan ini dengan penurunan hampir 1,6 persen.
Didorong oleh data ekonomi AS yang kuat, indeks dolar AS telah naik 0,7 persen minggu ini dan sekitar 1,6 persen sejauh bulan Agustus, memperkuat ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga "lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama."
"Kenaikan baru-baru ini dalam imbal hasil AS meredam minat investor, di antara investor keuangan spekulatif yang lebih berorientasi jangka pendek dan investor ETF," Barbara Lambrecht, analis komoditas di Commerzbank, mengatakan dalam catatan Jumat (18/8).
"Dalam kondisi seperti ini, permintaan fisik emas di Asia hampir tidak dapat membantu, dan impor emas China kemungkinan tidak akan menggerakkan harga," katanya.
Perhatian pasar kini beralih ke simposium kebijakan moneter AS di Jackson Hole, Wyoming, minggu depan. Ketua Federal Reserve Jerome Powell diharapkan akan berbicara di simposium.
Jika Powell terlihat mengindikasikan kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya, emas bisa turun "agak lebih jauh," kata Lambrecht, meskipun Commerzbank memperkirakan Powell tidak akan berkomitmen untuk bergerak.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September naik 1,80 sen atau 0,08 persen, menjadi ditutup pada 22,733 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat 19,40 dolar atau 2,17 persen, menjadi menetap pada 915,00 dolar AS per ounce.