Luhut Binsar Pandjaitan bahas rencana impor sapi dan kedelai dengan Afrika Selatan

id Luhut binsar pandjaitan, menko marves, afrika selatan, ktt brics, impor sapi, impor kedelai, kerja sama indonesia-afrika

Luhut Binsar Pandjaitan bahas rencana impor sapi dan kedelai dengan Afrika Selatan

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) dalam pertemuan dengan Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa (kanan) dalam kunjungan kerja ke Johannesburg, Afrika Selatan, Selasa (11/7/2023). ANTARA/HO-Kemenko Kemaritiman dan Investasi

Indonesia saat ini mengimpor sapi senilai lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) dan kedelai senilai lebih dari 2 miliar dolar AS setiap tahun.

Dalam kunjungan tersebut, juga telah dilakukan pembicaraan antara Pertamina dengan mitra bisnis dari Afrika Selatan mengenai peluang pasokan listrik ke Afrika Selatan menggunakan gas dari kontraksi Indonesia di Mozambik.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati juga turut hadir selama kunjungan guna menunjukkan komitmen Indonesia terhadap potensi kemitraan ini.

Selanjutnya, Kemenko Marves telah bekerja sama erat dengan pengusaha Pan Afrika terkemuka Robert Gumede dari Guma Group, untuk meningkatkan hubungan bisnis antara BUMN Indonesia, perusahaan Indonesia di Afrika Selatan, dan negara-negara Afrika lain di mana perusahaan itu beroperasi.

Salah satu proyek bersama yang penting melibatkan penambangan mineral kritis untuk kendaraan listrik (EV), perdagangan B2B, keamanan energi, minyak dan gas, serta perubahan iklim.

Luhut menyebut kunjungan ke Afrika Selatan bukan sekadar kunjungan kerja, namun memiliki makna simbolis yang mencerminkan Semangat Bandung Tahun 1955 yang berkontribusi pada dekolonisasi Afrika Selatan.

"Hal ini, ditambah dengan niat untuk berbagi pengalaman kami dalam pengolahan mineral dan visi kami untuk menciptakan ekosistem industri yang kompetitif untuk baterai lithium dan kendaraan listrik, menekankan komitmen kami terhadap masa depan yang cerah dalam kerja sama ekonomi yang kuat dan pertumbuhan saling menguntungkan," ujar Luhut.