Asa keluarga agar misteri kematian anaknyaterungkap

id rilis pengungkapan, kematian siswa smp, smp athira makassar, korban bny, kapoltestabes makassar, kombes pol mokhammad ng,berita sumsel, berita palemba

Asa keluarga agar misteri kematian anaknyaterungkap

Ayah korban BNY, Benny Yusuf Nurdin (tengah) bersama istrinya Jane Riatri Timbonga (kanan) serta penasihat hukumnya Andi Radja (kiri) menggelar konferensi pers terkait kematian misteri anaknya di sekolah SMP Athira, di kediamannya kompleks Goysen Jalan Aroepala Makassar, Sulawesi Selatan. ANTARA/ Darwin Fatir.

Hentikan penyelidikan 
 
Kapoltestabes Makassar Kombes Pol. Mokhamad Ngajib (dua kiri depan) beserta jajarannya didampingi Dokter Ahli Forensik RS Bhayangkara Deny Mathius (dua kanan depan) saat rilis pengungkapan kasus kematian siswa SMP Islam Athira di aula Kantor Polrestabes Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (2/6/2023). ANTARA/Darwin Fatir.

Polisi sejauh ini sudah menyimpulkan bahwa kematian siswa tersebut akibat melompat dari roof top sekolah.

"Dari rangkaian hasil proses penyelidikan, tidak ditemukan unsur pidana. Hasil pemeriksaan dari kita yang dipaparkan, korban diduga melompat, bunuh diri sehingga dilakukan penghentian penyidikan karena tidak ditemukan ada unsur pidana," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol. Mokhamad Ngajib saat rilis pengungkapan kasus di aula kantornya, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (2/6).

Selama penyelidikan, polisi telah melaksanakan secara transparan. Selain itu, juga sudah disampaikan hasil penyelidikan kepada pihak keluarga. Semua hasil dibuka selama proses penyelidikan, begitu pula alat bukti yang diperoleh dan keterangan saksi-saksi sebanyak 24 orang, juga telah diperiksa.

Bahkan sejak korban ditemukan di lantai dasar beserta rekaman CCTV yang diperoleh dari pihak sekolah maupun CCTV tambahan dari luar sekolah yang didapatkan penyidik, termasuk jejak digital, kronologi motif dugaan melakukan bunuh diri, kata dia, telah dilakukan pendalaman dengan menyamakan proses pembuktian kejadian yang mengakibatkan korban meninggal dunia.

Saat ditanyakan apa motifnya sampai korban berani mengakhiri hidupnya melompat dari roof top di lantai delapan dan apakah ada masalah keluarga atau ada motif lain yang kini menjadi misteri, mantan Kapolres Kota Palembang ini menegaskan tidak ada permasalahan.

Mengenai posisi korban sebelum ke sekolah dan berada di Kabupaten Gowa, kata dia, pengecekan itu dari pihak keluarga melalui GPS. Sebab, dari jejak digital proses perjalanan dibuktikan pada pukul 09.25 Wita korban sudah ada di sekolahnya.

Dari rekam jejak digital yang diperoleh penyidik, sekitar pukul 07.56 Wita korban memesan transportasi daring. Kemudian pada pukul 08.01 Wita menuju ke Gowa. Pukul 08.21 Wita kembali memesan transportasi daring lalu berangkat pukul 08.27 Wita dari arah Gowa menuju BTN Pelita Mas Gowa.

Selanjutnya, pukul 08.48 Wita, korban dari arah Gowa menuju sekolah Athira Makassar dan tiba pukul 09.21 Wita. Korban lalu masuk ke pintu utama sekolah. Pukul 09.25 Wita, korban terpantau CCTV berjalan sendiri menuju mushala dan setelah itu tidak terlihat.

Namun saat menuju tangga lantai delapan terlihat oleh saksi dan pada pukul 09.44.55 Wita, korban ditemukan di lantai dasar pada lapangan voli sekolah setempat.

Selain itu dari keterangan saksi, pada 24 Mei 2023, korban sebelumnya telah izin tidak masuk sekolah, namun belakangan yang bersangkutan tetap masuk dan tiba pukul 09.25 Wita di sekolahnya.

Dokter ahli forensik RS Bhayangkara Makassar Deny Mathius dalam rilis pengungkapan kasus itu menyatakan bahwa hasil yang ditemukan dari foto rontgen dan pemeriksaan luar CT scan terdapat beberapa luka di tubuh korban yang disebabkan oleh benda tumpul.

Selain luka memar, kata dokter Deny, termasuk  ada kondisi patah tulang di tubuh korban. Patah tulang di sekitar panggul sisi kiri, kemudian paha kiri sampai lengan kiri, kanan juga ada, sampai patah tulang tertutup atau yang terbuka. Ruas-ruas tulang belakang juga dan tulang ekor itu juga ada patah

 

SMP Athira dukung polisi ungkap kasus

Manajemen Sekolah Islam Athirah menyerahkan penyelidikan kasus tersebut kepada kepolisian setempat mulai dari Polsek hingga ditangani Polrestabes Makassar.

"Kami sangat terbuka untuk membantu pihak kepolisian dengan membuka akses selebar-lebarnya, menyediakan saksi-saksi yang dibutuhkan, hingga seluruh barang bukti tanpa ada intervensi siapa pun," kata Direktur Sekolah Islam Athirah Syamril melalui siaran persnya.

Manajemen Sekolah Islam Athirah juga terus menjaga komunikasi dengan keluarga korban. Pihaknya, bahkan telah berkomunikasi dengan orang tua, berbicara terbuka dari hati ke hati. Sekolah Islam Athirah percaya pihak kepolisian dapat bertindak profesional untuk menyingkap kasus itu seterang-terangnya.

"Kami sangat merasakan kehilangan. Kami memiliki komitmen yang sama, menyerahkan sepenuhnya peristiwa ini kepada pihak kepolisian," katanya.

Pihaknya minta masyarakat menahan diri tidak ikut menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya.