Baturaja (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan, Joni Saihu menyebutkan bahwa ratusan hektare tanaman duku di daerah itu yang mati disebabkan akibat penyakit kanker batang hingga menyebabkan petani gagal panen.
"Diduga kuat bukan akibat serangan hama, melainkan kanker batang duku yang disebabkan oleh jamur phytopthora palmivora," kata Joni Sahiu di Baturaja, Ibu Kota Kabupaten OKU, Sumsel, Jumat.
Dia menjelaskan, serangan penyakit yang biasa disebut petani "mati meranggas duku" ini pertama kali di laporkan terjadi di Provinsi Jambi pada tahun 2004.
Gejalanya pun sama seperti tanaman duku milik petani di Kabupaten OKU yaitu kulit batang mengering dan mengelupas serta tampak adanya bercak-bercak kecoklatan tidak teratur yang menunjukkan bagian batang membusuk dengan batas yang jelas.
Ia mengemukakan, cara pengendalian penyakit pohon duku ini dapat dilakukan dengan metode kultur teknis yaitu memberikan mulsa atau sejenis obat di lahan pertanaman untuk merangsang pertumbuhan akar, meningkatkan masukkan nutrisi, mengurangi evaporasi tanah, mengatur suhu tanah dan menyediakan nutrisi bagi mikroba tanah.
"Namun, untuk pastinya kami masih melakukan uji laboratorium guna memastikan jenis hama atau penyakit apa yang menyerang tanaman duku milik petani di OKU sehingga dapat segera menentukan obatnya," kata Joni.
Sementara itu, menurut Guntur, salah seorang petani duku asal Desa Lubuk Batang Baru, Kecamatan Lubuk Batang sebelumnya menuturkan bahwa serangan hama ini terjadi sejak dua tahun terakhir hingga menyebabkan petani gagal panen secara total.
Menurut dia, serangan hama berdampak pada produksi duku menurun drastis mencapai 70 persen karena ratusan batang duku di wilayah itu mati hingga gagal panen.
Ia berharap pihak terkait melakukan upaya untuk mengatasi serangan hama seperti menyediakan obat anti hama agar petani tidak merugi.
"Sudah dua tahun terakhir kami terpaksa gigit jari karena gagal panen akibat banyak pohon duku yang mati," ujar Guntur.