4 Tahun LRT Sumsel, membangun budaya kembali ke angkutan umum

id lrt,lrt sumsel,hut ke-14 lrt sumsel,moda transportasi,angkutan umum

4 Tahun LRT Sumsel, membangun budaya kembali ke angkutan umum

Rangkaian Light Rail Transit (LRT) melintas di kawasan Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (30/3/2021) (ANTARA FOTO/ Nova Wahyudi)

4 tahun LRT Sumsel beroperasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang
Palembang (ANTARA) - PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebagai operator kereta api layang ringan atau LRT telah melayani masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel) selama 4 tahun, sejak 23 Juli 2018 beroperasi, dan  mulai digunakan untuk mendukung transportasi atlet pada perhelatan Asian Games ke 18 tahun 2018.

LRT Sumsel tumbuh sebagai budaya baru bertransportasi yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan dengan 13 stasiun yang siap melayani naik dan turun penumpang dengan harga tiket yang terjangkau Rp5.000 untuk antar stasiun. dan Rp10.000 dari dan menuju Stasiun Bandara Sultan Mahmud Badarudin (SMB) II.

Kabag Humas PT KAI Divre III Palembang Aida Suryanti, Minggu, menjelaskan 4 tahun LRT Sumsel beroperasi telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat Sumatera Selatan khususnya Kota Palembang.

Bersama Balai Pengelelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) PT KAI selaku operator  berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa LRT di antaranya mempercepat jarak tempuh, waktu tunggu antar stasiun (headway), integrasi moda, penambahan jumlah perjalanan perhari, kemudahan memilih alat pembayaran untuk pembelian tiket, perbaikan sarana dan prasarana hingga feeder Oplet Musi Emas.

Baca juga: LRT Palembang terhubung dengan moda angkutan BRT dan opelet
Aida juga menjelaskan dinamika selama 4 tahun operasional LRT Sumsel adanya kenaikan jumlah penumpang LRT dari tahun 2018 sampai  Triwulan I tahun 2020, mengiringi perjalanan operasional LRT Sumsel dari awal rata-rata 3.000 ribu orang penumpang per hari  meningkat menjadi rata-rata 7.000 penumpang perhari.

Jumlah itu mencapai 10 -12 ribu penumpang di waktu  weekend  dengan total  927.432 penumpang ditahun 2018,  naik menjadi 2.619.159 penumpang di tahun 2019, hal ini menunjukan LRT Sumsel menjadi alternatif pilihan bertransportasi masyarakat dengan harga tiket yang terjangkau dan kualitas pelayanan yang baik.

Saat pandemi COVD-19 LRT secara otomatis mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah dalam mendukung memutus penyebaran virus corona tersebut dengan pembatasan jumlah dan jam operasional serta penerapan protokol kesehatan sesuai aturan pemerintah selama masa pandemi.

Hal ini cukup mempengaruhi okupansi penumpang. Pandemi ini membuat jumlah pengguna LRT menurun menjadi rata-rata 400 orang penumpang perhari, dan di awal pandemi dan bertambah menjadi berkisar rata-rata 700 penumpang per hari  sehingga untuk semester pertama 2020 LRT Sumsel mengangkut 766.427 penumpang, ungkap Aida.

Pada tahun ke empat operasional LRT Sumsel, situasi pandemi COVID-19 semakin membaik, pelonggaran pembatasan dan meningkatnya aktivitas masyarakat membuat okupansi penumpang LRT ikut membaik, budaya masyarakat untuk kembali menggunakan angkutan umum semakin tumbuh.

Ini terlihat dari rata-rata harian jumlah penumpang LRT selama tahun 2022 mencapai 7.551, lebih tinggi dari rata-rata harian penumpang Tahun 2019 yang berada di angka 7.176.

Sehingga secara total jumlah penumpang yang telah diangkut selama 4 tahun operasional LRT Sumsel sebanyak 7.730.565 pelanggan.

Sebagai operator LRT Sumsel, PTKAI Divre III Palembang bersama Balai Pengelola Kereta Api ringan Sumsel (BPKARSS) akan terus berkolaborasi membangun sinergi untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, tentunya dukungan dari para stakeholder akan menjadi suport system untuk meningkatkan pelayanan ke depannya, tutup Aida. (Rel/D019).
Baca juga: LRT Palembang jadi tren di kalangan pelajar dan mahasiswa