Palembang (ANTARA) - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengharapkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mengakses pembiayaan ke perbankan karena pemerintah telah memiliki program kredit usaha rakyat (KUR) yang berbunga rendah.
"Saya ingin masyarakat tidak lagi terbentur dengan persoalan permodalan karena pemerintah sudah alokasikan KUR yang cukup besar ke Sumsel," katanya di Palembang, Sumsel, Sabtu.
Herman mengatakan pada 2021, Sumsel mampu menyerap KUR hingga Rp4,4 triliun, sehingga pada 2022 ini ditambah pemerintah pusat menjadi Rp8 triliun.
Dengan alokasi yang naik hingga dua kali lipat itu diharapkan pelaku UMKM lebih agresif dalam mengakses pinjaman ke perbankan.
Selain itu, pihak perbankan yang dipercaya pemerintah juga diharapkan menemukan strategi jitu agar KUR ini bisa diserap kalangan UMKM.
"Ini terkait dengan standar dari perbankan yang mengharuskan nasabah harus memiliki agunan untuk mengakses pinjaman," katanya.
Sejauh ini, hanya 40 persen pelaku UMKM yang dinyatakan layak mendapatkan pinjaman perbankan.
"Perlu inovasi, apalagi tingkat NPL (rasio kredit bermasalah) terbilang sangat rendah untuk KUR. Artinya, tinggal dari perbankannya yang menemukan cara lain," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Sumsel Babel (BSB) Ahmad Syamsudin mengatakan pihaknya menjalankan program KUR klaster untuk merealisasikan program pinjaman bunga rendah ini.
Sejauh ini, perusahaan telah mengembangkan klaster pertanian, kuliner, fesyen dan lainnya.
"Dengan dibuatkan klasternya, maka akan terbentuk ekosistem bisnisnya, mulai dari hulu hingga ke hilir, sehingga bisa menekan biaya produksi," kata Syamsudin.
Jika pelaku usaha dapat menekan biaya produksi, maka kemampuan untuk membayar cicilan kredit akan meningkat.
Selain itu, ketahanan usaha juga meningkat, sehingga pelaku usaha tersebut dapat naik kelas, khususnya UMKM.
Hal ini sudah dilakukan BSB di Kampung Pempek Tanjung Rajo, Palembang, yang menyalurkan kredit pembiayaan mikro dengan pembiayaan berkisar Rp2 juta hingga Rp10 juta.
Kemudian, juga cukup berhasil yakni pembentukan klaster pertanian di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Timur.
Dari total alokasi KUR pada 2021 senilai hampir Rp1 triliun yang diberikan ke BSB oleh negara, hampir 50 persennya disalurkan ke sektor pertanian.
Ke depan, BSB akan memperbanyak klaster bisnis sembari terus menggali potensi bisnis baru di Sumsel, kata Syamsudin.