F1 musim ini tak ada lagi seremoni berlutut aksi lawan rasisme jelang balapan

id formula1,we race as one,formula one,stefano domenicali

F1 musim ini tak ada lagi seremoni berlutut aksi lawan rasisme jelang balapan

Para pebalap Formula 1 berbaris sebelum balapan sebagai bagian dari kampanye We Race as One pada Grand Prix Austria di Red Bull Ring, Spielberg, Styria, Austria, 4 Juli 2021. REUTERS/Christian Bruna.

Jakarta (ANTARA) - Formula 1 tidak akan lagi menyediakan waktu untuk para pebalap berlutut menjelang balapan saat olahraga balap paling bergengsi itu mencari aksi lebih konkret untuk memerangi rasisme, kata CEO Stefano Domenicali kepada Sky Sports, Selasa.

F1 meluncurkan platform "We Race As One" untuk mempromosikan kesetaraan pada 2020, salah satunya dengan mengadakan seremoni kecil sebelum lomba di mana para pebalap berbaris di grid untuk menunjukkan dukungan mereka terhadap inisiatif itu dengan gestur pilihan mereka.

"Saya rasa ini saatnya untuk beralih dari hanya sebuah gestur yang menghargai sesuatu yang sangat penting menjadi suatu rencana," kata Domenicali.

"Saya rasa gestur telah menjadi bahasa tubuh yang penting karena kami ingin selalu menghargai setiap orang. Tapi ini saatnya untuk maju ke depan dan melakukan aksi yang lain".

Sejumlah pebalap memilih untuk berlutut, salah satu paling kentara adalah juara dunia tujuh kali Lewis Hamilton yang sangat vokal menyuarakan isu-isu hak asasi manusia, kesetaraan ras dan lingkungan.

Sementara yang lain tetap memilih berdiri mengenakan kaus yang bertuliskan pesan dukungan untuk berbagai isu di seremoni yang disiarkan pralomba.

Brand "We Race As One" masih akan disiarkan sebelum lomba pada musim ini, demikian kata juru bicara F1 kepada Reuters.

Sedangkan wawancara Domenicali kepada Sky Sports bertepatan dengan pengumuman perpanjangan program beasiswa engineering dari F1 untuk kelompok-kelompok kurang terwakili hingga 2025.

Program yang diluncurkan tahun lalu itu telah mengirim 10 siswa belajar berbagai ilmu tekni di sejumlah universitas di Inggris Raya dan Italia.

Domenicali mengaku optimistis Hamilton akan lanjut balapan, setelah sang pebalap Inggris mengakhiri kebungkamannya yang nyaris dua bulan lamanya menyusul hasil kontroversial Grand Prix Abu Dhabi di mana ia kalah dalam perebutan gelar juara dunia melawan Max Verstappen.

Hamilton kembali tampil ke publik dengan mengunggah foto di media sosial pada Jumat.

"Saya melihat foto terakhir itu dan terlihat cahaya positif di wajah dan gesturnya," kata Domenicali.

"Saya rasa itu penting karena Lewis adalah aset yang luar biasa bukan hanya untuk olahraga ini tapi untuk dunia.

"Lewis memiliki kesempatan di depan matanya menjadi juara dunia delapan kali. Saya rasa baterainya akan terisi penuh untuk awal musim ini," kata Domenicali.

Formula 1 musim ini akan dimulai 20 Maret di Bahrain.