Bengaluru (ANTARA) - Badan pengawas dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) pada Rabu (8/12) mengatakan pihaknya telah mengizinkan penggunaan campuran antibodi buatan AstraZeneca untuk mencegah infeksi COVID-19.
Obat tersebut diizinkan digunakan bagi orang yang sistem imunitasnya lemah atau yang pernah mengalami dampak parah setelah disuntik vaksin virus corona.
Sementara vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk dapat mengembangkan antibodi dan sel penangkal infeksi, obat yang dikembangkan AstraZeneca itu, Evusheld, mengandung antibodi buatan laboratorium.
Antibodi buatan laboratorium tersebut dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan guna melawan virus jika infeksi terjadi.
"Vaksin sudah terbukti menjadi pertahanan terbaik yang tersedia untuk melawan COVID-19," kata Patrizia Cavazzoni, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.
FDA mengatakan bahwa penggunaan Evusheld bukan merupakan pengganti vaksi bagi orang-orang yang disarankan untuk menjalani vaksinasi COVID-19.
Sumber:Reuters
Berita Terkait
AS tolak laporan Amnesti yang sebut Israel lakukan genosida di Gaza
Jumat, 6 Desember 2024 13:07 Wib
Trump dan Harris berimbang, ekonom sebut pelaku pasar hati-hati cermati Pilpres AS
Senin, 4 November 2024 20:21 Wib
KBRI Washington DC tangani WNI ditangkap atas dugaan pemalsuan uang
Jumat, 1 November 2024 11:31 Wib
Amerika Serikat beri bantuan militer Israel senilai Rp280,8 T sejak Oktober 2023
Kamis, 31 Oktober 2024 12:19 Wib
Komnas HAM dorong jaminan pemenuhan hak pengemudi online
Sabtu, 26 Oktober 2024 18:00 Wib
Kiraly "come back" latih timnas voli putra AS
Jumat, 25 Oktober 2024 17:04 Wib
Israel bersiap serang Iran besar-besaran
Selasa, 22 Oktober 2024 9:27 Wib
Iran tuduh AS terlibat rencana serangan Israel dengan senjata canggih
Selasa, 22 Oktober 2024 8:22 Wib