Bengaluru (ANTARA) - Badan pengawas dan obat-obatan Amerika Serikat (FDA) pada Rabu (8/12) mengatakan pihaknya telah mengizinkan penggunaan campuran antibodi buatan AstraZeneca untuk mencegah infeksi COVID-19.
Obat tersebut diizinkan digunakan bagi orang yang sistem imunitasnya lemah atau yang pernah mengalami dampak parah setelah disuntik vaksin virus corona.
Sementara vaksin bergantung pada sistem kekebalan yang utuh untuk dapat mengembangkan antibodi dan sel penangkal infeksi, obat yang dikembangkan AstraZeneca itu, Evusheld, mengandung antibodi buatan laboratorium.
Antibodi buatan laboratorium tersebut dirancang untuk bertahan di dalam tubuh selama berbulan-bulan guna melawan virus jika infeksi terjadi.
"Vaksin sudah terbukti menjadi pertahanan terbaik yang tersedia untuk melawan COVID-19," kata Patrizia Cavazzoni, direktur Pusat Evaluasi dan Penelitian Obat FDA.
FDA mengatakan bahwa penggunaan Evusheld bukan merupakan pengganti vaksi bagi orang-orang yang disarankan untuk menjalani vaksinasi COVID-19.
Sumber:Reuters
Berita Terkait
Houthi bersumpah menyerang lebih efektif kapal AS, Inggris dan Israel
Jumat, 22 Maret 2024 9:49 Wib
Bos Apple minta klub MLS pelajari "efek bisnis" Messi
Jumat, 23 Februari 2024 11:38 Wib
Menlu China akan bertemu penasihat Biden di tengah konflik LautMerah
Jumat, 26 Januari 2024 16:41 Wib
Iran sita kapal tangki minyak AS di Laut Oman
Jumat, 12 Januari 2024 13:21 Wib
Remaja tembak mati pelajar dalam insiden penembakan di Iowa, AS
Jumat, 5 Januari 2024 9:49 Wib
Amerika Serikat tak melihat adanya bukti Israel lakukan genosida di Gaza
Kamis, 4 Januari 2024 15:43 Wib
AS tolak gagasan pejabat Israel usir warga Palestina dari Gaza
Rabu, 3 Januari 2024 11:21 Wib
AS minta Australia kirim kapal perang ke Laut Merah melawan Houthi
Kamis, 14 Desember 2023 17:04 Wib