Malaysia dukung keputusan Brunei memulai rangkaian KTT ASEAN tanpa Myanmar
Kuala Lumpur (ANTARA) - Malaysia "mendukung penuh" keputusan yang dibuat oleh ketua Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Brunei Darussalam, untuk memulai rangkaian pertemuan puncak para pemimpin ASEAN tanpa perwakilan dari Myanmar.
Pernyataan dukungan dari Malaysia itu disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob di Twitter, Selasa.
Pertemuan para pemimpin dari negara-negara anggota ASEAN mulai berlangsung pada Selasa tanpa dihadiri perwakilan dari Myanmar, setelah pemimpin junta militer negara itu dikucilkan ASEAN karena tidak menjalankan kesepakatan perdamaian.
Selain itu, Myanmar tidak mengikuti KTT ASEAN karena pihak junta militer menolak mengirimkan perwakilan dengan tingkat yang lebih rendah.
Junta Myanmar pada Senin malam (25/10) memberi isyarat bahwa mereka tidak akan menghadiri KTT ASEAN kecuali jika junta dapat mengirim seorang anggota kepemimpinan tingginya.
Ketua ASEAN, Brunei, dan sekretaris jenderal ASEAN saat menyampaikan pidato sama sekali tidak menyebut ketidakhadiran Myanmar dalam konferensi tersebut, yang diadakan secara virtual.
ASEAN pada 15 Oktober menolak kehadiran kepala junta militer Myanmar Min Aung Hlaing, yang memimpin kudeta terhadap pemerintahan sipil pada 1 Februari.
ASEAN menganggap Hlaing tidak menjalankan proses perdamaian, seperti yang ia sepakati dengan ASEAN pada April, menyangkut upaya untuk mengakhiri krisis berdarah di Myanmar.
Penolakan tersebut merupakan langkah berani yang jarang diambil oleh kelompok negara-negara Asia Tenggara itu, yang selama ini dikenal menerapkan prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri anggotanya.
Sumber: Reuters
Pernyataan dukungan dari Malaysia itu disampaikan oleh Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob di Twitter, Selasa.
Pertemuan para pemimpin dari negara-negara anggota ASEAN mulai berlangsung pada Selasa tanpa dihadiri perwakilan dari Myanmar, setelah pemimpin junta militer negara itu dikucilkan ASEAN karena tidak menjalankan kesepakatan perdamaian.
Selain itu, Myanmar tidak mengikuti KTT ASEAN karena pihak junta militer menolak mengirimkan perwakilan dengan tingkat yang lebih rendah.
Junta Myanmar pada Senin malam (25/10) memberi isyarat bahwa mereka tidak akan menghadiri KTT ASEAN kecuali jika junta dapat mengirim seorang anggota kepemimpinan tingginya.
Ketua ASEAN, Brunei, dan sekretaris jenderal ASEAN saat menyampaikan pidato sama sekali tidak menyebut ketidakhadiran Myanmar dalam konferensi tersebut, yang diadakan secara virtual.
ASEAN pada 15 Oktober menolak kehadiran kepala junta militer Myanmar Min Aung Hlaing, yang memimpin kudeta terhadap pemerintahan sipil pada 1 Februari.
ASEAN menganggap Hlaing tidak menjalankan proses perdamaian, seperti yang ia sepakati dengan ASEAN pada April, menyangkut upaya untuk mengakhiri krisis berdarah di Myanmar.
Penolakan tersebut merupakan langkah berani yang jarang diambil oleh kelompok negara-negara Asia Tenggara itu, yang selama ini dikenal menerapkan prinsip tidak mencampuri urusan dalam negeri anggotanya.
Sumber: Reuters