Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menargetkan bakal mempercepat persetujuan (approval) pengajuan kredit debitur menjadi hanya satu hari mulai 2022 melalui implementasi credit scoring menggunakan teknologi informasi.
Direktur Risk Management and Transformation Bank BTN Setiyo Wibowo mengatakan, implementasi teknologi credit scoring telah mempercepat proses pengajuan kredit yang saat ini sudah bisa dilakukan persetujuan dalam waktu 2-3 hari setelah semua dokumen persyaratan pengajuan kredit dilengkapi. Sebelumnya proses pengajuan kredit berlangsung selama 7-8 hari.
"Saat ini proses bisnis sudah 50 persen digital, biro kredit sudah pakai robotik. Sudah tidak perlu ditelepon lagi. Dari sebelumnya 7-8 hari, sekarang 2-3 hari debitur sudah mendapat approval. Tahun depan, kami berharap persetujuan di hari yang sama, debitur akan dapat melakukan approval kredit," ujar Bowo dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Menurut dia untuk mempercepat proses bisnis, termasuk perkreditan, Bank BTN telah melakukan sentralisasi operasi dari sebelumnya ditangani oleh kantor cabang. Saat ini, sudah ada enam kredit center di seluruh wilayah Indonesia.
"Sekarang trennya semua proses kredit ada di sentral, harapannya semua proses bisa seragam, dengan dukungan teknologi," kata Bowo.
Dia mengungkapkan, dengan percepatan persetujuan kredit tersebut diharapkan, Bank BTN bisa memberikan pembiayaan perumahan mencapai 1,2 juta dalam kurun lima tahun yakni periode 2021-2025. Langkah itu untuk mengurangi selisih antara kebutuhan rumah dan persediaan atau backlog perumahan di Indonesia.
“Sejalan dengan RPJM bahwa setiap tahun 200-300 ribu unit rumah sampai 2025 akan menyalurkan 1,2 juta rumah,” ujar Bowo.
Di sisi lain, Bowo menuturkan, meski dibayangi pandemi COVID-19, perseroan tetap optimistis bisa mencapai target The Best Mortgage Bank di Asia Tenggara pada 2025. Hal tersebut didorong salah satunya pangsa pasar kredit pemilikan rumah (KPR) di Indonesia masih terbuka dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia.
Menurut dia, suatu bank dikatakan sebagai mortgage bank bila memiliki portofolio KPR setidaknya 40 persen dari total penyaluran kredit. Di kawasan Asia Tenggara, baru ada DBS Group dan CIMB Group yang cukup kuat di segmen ini.
Dia menuturkan, dari sisi pertumbuhan aset, Bank BTN lebih baik dari DBS dan CIMB, namun dari kualitas dan return on equity (RoE) serta net interest margin (NIM), perseroan masih lebih rendah.
Untuk itu, lanjut dia, pada 2025, perseroan menargetkan bisa memiliki RoE pada kisaran 16 persen hingga 18 persen dengan terus melakukan perbaikan proses bisnis. Adapun untuk mencapai target tersebut salah satu yang akan dilakukan perseroan yakni menurunkan biaya dana dengan menggenjot perolehan dana murah hingga dua kali lipat pada 2025 serta menjadi one stop financial solution.
"Bila dulu sebagai bank KPR, kita ingin jadi bank yang memberikan semua solusi ke nasabah. Kalau KPR di BTN harapannya semua transaksi juga melalui BTN. Apalagi saat ini mobile banking BTN sudah sangat user friendly bagi para nasabah," katanya.
Berita Terkait
Subsidi kredit hingga insentif usaha bantu kurangi efek PPN 12 persen
Jumat, 15 November 2024 15:26 Wib
BRI Kayu Agung bantu ahli waris nasabah kredit meninggal dunia
Kamis, 10 Oktober 2024 15:53 Wib
Kejari Palembang tahan 2 tersangka kasus korupsi kredit BSB
Kamis, 5 September 2024 6:41 Wib
BRI Regional Palembang salurkan KUR Rp4,4 triliun di tiga provinsi
Jumat, 30 Agustus 2024 17:26 Wib
Klaim asuransi kredit capai Rp3,9 triliun kuartal I, OJK: Masih wajar
Jumat, 12 Juli 2024 14:20 Wib
OJK sebut penyaluran kredit UMKM di Sumsel capai Rp39,75 triliun di Q1 2024
Minggu, 26 Mei 2024 22:01 Wib
Kemenkumham Sumsel analisis hukum aksi debt collector tarik kendaraan
Jumat, 17 Mei 2024 17:29 Wib
ANTARA dan Jamkrindo tanda tangani MoU kerja sama penjaminan
Jumat, 17 Mei 2024 15:30 Wib