Saksi: persediaan uang kunjungan kerja ke Palembang Edhy Prabowo capai Rp100 juta
Jakarta (ANTARA) - Ajudan mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bernama Dicky Hartawan mengaku mendapat uang tunai hingga Rp100 juta sebagai persediaan dalam kunjungan kerja ke Palembang, Sumatera Selatan.
"Pernah dapat Rp100 juta dari Amiril saat kunjungan kerja ke Palembang November 2020, karena setiap kunjungan kalau uang di tas sudah menipis harus segera diisi," kata Dicky di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Selasa.
Dicky menjadi saksi untuk enam terdakwa. yaitu Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi dan Safri (staf khusus Edhy Prabowo), Amiril Mukminin (sekretaris pribadi Edhy), Ainul Faqih (sespri istri Edhy Prabowo, Iis Rosita Dewi) dan Siswadhi Pranoto Loe (pemilik PT Aero Cipta Kargo) yang didakwa bersama-sama menerima 77 ribu dolar AS dan Rp24,625 miliar sehingga totalnya mencapai sekitar Rp25,75 miliar dari para pengusaha pengekspor benih benih lobster (BBL) terkait pemberian izin budidaya dan ekspor.
Baca juga: Penyuap mantan Menteri KKP Edhy Prabowo dieksekusi ke Lapas Cibinong
"Tas itu isinya uang, saat Pak Menteri berangkat dari kediaman langsung tas dari beliau diserahkan ke ajudan lalu sampai akhir kegiatan hari itu kami pegang dan setelah selesai kami kembalikan ke Pak Menteri," ungkap Dicky.
Dicky lalu menghubungi Amiril untuk segera mengisi uang dalam tas itu.
Baca juga: Penyuap mantan Menteri KKP Edhy Prabowo divonis 2 tahun penjara dan denda Rp250 juta
"Amiril lalu mengatakan akan ada yang mengirim uang tunggu kabarnya, tiba-tiba ada telepon masuk ke saya dan uang yang akan diserahkan di lantai 17 hotel Arya Duta tapi pertama lupa jumlahnya hanya orang itu mengatakan uangnya belum Rp100 juta lalu setengah jam kemudian ia kembali membawa uang sisanya," tambah Dicky.
Namun Dicky mengaku tidak tahu sumber uang tersebut.
Baca juga: Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo mengaku tidak bersalah usai didakwa terima Rp25,75 miliar
"Penggunaan uang sesuai petunjuk seperti membeli barang, memberikan tips, membayar restoran, itu untuk 2-3 hari," ungkap Dicky.
Namun uang Rp100 juta itu menurut Dicky tidak habis.
"Tapi saya tidak ingat persis berapa sisanya, saya juga tidak laporkan penggunaan uang untuk apa saja ke Amiril dan Pak Menteri," tambah Dicky.
Baca juga: Effendi Gazali jelaskan kualifikasinya sebagai penasihat Menteri KKP
Dicky menyebut biasanya Amiril memberikan uang melalui transfer senilai Rp20-30 juta.
"Kisarannya uang yang ditransfer ke rekening saya Rp20 juta atau Rp30 juta, tapi yang paling besar ya itu yang pernah diserahkan orang yang ditunjuk Amiril tadi," kata Dicky.
"Pernah dapat Rp100 juta dari Amiril saat kunjungan kerja ke Palembang November 2020, karena setiap kunjungan kalau uang di tas sudah menipis harus segera diisi," kata Dicky di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Selasa.
Dicky menjadi saksi untuk enam terdakwa. yaitu Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi dan Safri (staf khusus Edhy Prabowo), Amiril Mukminin (sekretaris pribadi Edhy), Ainul Faqih (sespri istri Edhy Prabowo, Iis Rosita Dewi) dan Siswadhi Pranoto Loe (pemilik PT Aero Cipta Kargo) yang didakwa bersama-sama menerima 77 ribu dolar AS dan Rp24,625 miliar sehingga totalnya mencapai sekitar Rp25,75 miliar dari para pengusaha pengekspor benih benih lobster (BBL) terkait pemberian izin budidaya dan ekspor.
Baca juga: Penyuap mantan Menteri KKP Edhy Prabowo dieksekusi ke Lapas Cibinong
"Tas itu isinya uang, saat Pak Menteri berangkat dari kediaman langsung tas dari beliau diserahkan ke ajudan lalu sampai akhir kegiatan hari itu kami pegang dan setelah selesai kami kembalikan ke Pak Menteri," ungkap Dicky.
Dicky lalu menghubungi Amiril untuk segera mengisi uang dalam tas itu.
Baca juga: Penyuap mantan Menteri KKP Edhy Prabowo divonis 2 tahun penjara dan denda Rp250 juta
"Amiril lalu mengatakan akan ada yang mengirim uang tunggu kabarnya, tiba-tiba ada telepon masuk ke saya dan uang yang akan diserahkan di lantai 17 hotel Arya Duta tapi pertama lupa jumlahnya hanya orang itu mengatakan uangnya belum Rp100 juta lalu setengah jam kemudian ia kembali membawa uang sisanya," tambah Dicky.
Namun Dicky mengaku tidak tahu sumber uang tersebut.
Baca juga: Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo mengaku tidak bersalah usai didakwa terima Rp25,75 miliar
"Penggunaan uang sesuai petunjuk seperti membeli barang, memberikan tips, membayar restoran, itu untuk 2-3 hari," ungkap Dicky.
Namun uang Rp100 juta itu menurut Dicky tidak habis.
"Tapi saya tidak ingat persis berapa sisanya, saya juga tidak laporkan penggunaan uang untuk apa saja ke Amiril dan Pak Menteri," tambah Dicky.
Baca juga: Effendi Gazali jelaskan kualifikasinya sebagai penasihat Menteri KKP
Dicky menyebut biasanya Amiril memberikan uang melalui transfer senilai Rp20-30 juta.
"Kisarannya uang yang ditransfer ke rekening saya Rp20 juta atau Rp30 juta, tapi yang paling besar ya itu yang pernah diserahkan orang yang ditunjuk Amiril tadi," kata Dicky.