Populasi Bunga Bangkai dan Raflesia ditemukan di Agam.
Bukittinggi (ANTARA) - Penemuan bunga bangkai unik yang memiliki buah di batangnya menjadi salah satu dari tanaman langka khususnya Raflesia dan bunga bangkai jenis Amorphophallus Titanum yang terdapat di Bukit Barisan daerah Kamang Mudiak, Agam.
Warga di Jorong Aia Tabik nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Agam Sumatera Barat mengatakan saat ini ada beberapa titik tempat ditemukannya tanaman langka itu.
"Untuk di dusun Buo, setidaknya ada enam tanaman langka yang bisa dilihat, yaitu tiga batang induk bunga bangkai, dua bunga Raflesia serta yang terbaru dan paling aneh adalah bunga bangkai berbuah ini," kata warga setempat Win (58) di Kamang Mudiak pada Rabu.
Ia menambahkan di daerah Saga Buruak juga ditemukan satu bonggol bunga Raflesia jenis Arnoldi yang berdiameter lebih kecil dibanding di daerah Buo.
Di perbukitan Buo, Raflesia yang ditemukan terdiri dari tiga bonggol, satu knop terlihat sudah membusuk dengan diameter 40 cm sementara dua lainnya baru berbentuk bonggol kecil yang diperkirakan segera tumbuh.
Win mengatakan selanjutnya di perbukitan Sonsang yang berjarak cukup jauh dari Aia Tabik, juga ditemukan bunga bangkai yang telah mekar seminggu yang lalu.
Lokasi masing masing daerah tempat penemuan tanaman langka ini terbilang terjal dan jauh dari jangkauan.
Buo dan Saga Buruak berjarak 5 km dari pemukiman warga dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua jenis trail.
Win yang mewakili warga setempat berharap lingkungan hutan yang ditumbuhi tanaman langka itu dapat dijaga baik oleh warga sekitar maupun orang orang yang datang.
"Kami sayangkan bunga bangkai berbuah yang baru saja ditemukan sudah mengalami kerusakan pada buahnya, juga induk batangnya yang terlihat diambil oleh oknum tidak bertanggung jawab," kata dia.
Win mengatakan bunga bangkai yang unik ini tidak saja aneh karena berbuah, tetapi juga karena tumbuh jauh dari induk batangnya.
"Selain karena berbuah, bunga bangkai ini tumbuh sekitar 10 meter dari induk batangnya serta berada di atas bebatuan," kata dia.
Sementara Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bukittinggi, Vera Ciko kembali melakukan penelitian lanjutan terhadap penemuan bunga bangkai berbuah.
"Saya dan tim mengamankan lokasi penemuan bunga bangkai unik ini dan akan memasang pembatas agar tanaman langka ini bisa diawasi," katanya.
BKSDA akan memasang papan informasi dan membuat pagar pengaman, karena bunga ini dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.
Warga di Jorong Aia Tabik nagari Kamang Mudiak, Kecamatan Kamang Magek, Agam Sumatera Barat mengatakan saat ini ada beberapa titik tempat ditemukannya tanaman langka itu.
"Untuk di dusun Buo, setidaknya ada enam tanaman langka yang bisa dilihat, yaitu tiga batang induk bunga bangkai, dua bunga Raflesia serta yang terbaru dan paling aneh adalah bunga bangkai berbuah ini," kata warga setempat Win (58) di Kamang Mudiak pada Rabu.
Ia menambahkan di daerah Saga Buruak juga ditemukan satu bonggol bunga Raflesia jenis Arnoldi yang berdiameter lebih kecil dibanding di daerah Buo.
Di perbukitan Buo, Raflesia yang ditemukan terdiri dari tiga bonggol, satu knop terlihat sudah membusuk dengan diameter 40 cm sementara dua lainnya baru berbentuk bonggol kecil yang diperkirakan segera tumbuh.
Win mengatakan selanjutnya di perbukitan Sonsang yang berjarak cukup jauh dari Aia Tabik, juga ditemukan bunga bangkai yang telah mekar seminggu yang lalu.
Lokasi masing masing daerah tempat penemuan tanaman langka ini terbilang terjal dan jauh dari jangkauan.
Buo dan Saga Buruak berjarak 5 km dari pemukiman warga dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua jenis trail.
Win yang mewakili warga setempat berharap lingkungan hutan yang ditumbuhi tanaman langka itu dapat dijaga baik oleh warga sekitar maupun orang orang yang datang.
"Kami sayangkan bunga bangkai berbuah yang baru saja ditemukan sudah mengalami kerusakan pada buahnya, juga induk batangnya yang terlihat diambil oleh oknum tidak bertanggung jawab," kata dia.
Win mengatakan bunga bangkai yang unik ini tidak saja aneh karena berbuah, tetapi juga karena tumbuh jauh dari induk batangnya.
"Selain karena berbuah, bunga bangkai ini tumbuh sekitar 10 meter dari induk batangnya serta berada di atas bebatuan," kata dia.
Sementara Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bukittinggi, Vera Ciko kembali melakukan penelitian lanjutan terhadap penemuan bunga bangkai berbuah.
"Saya dan tim mengamankan lokasi penemuan bunga bangkai unik ini dan akan memasang pembatas agar tanaman langka ini bisa diawasi," katanya.
BKSDA akan memasang papan informasi dan membuat pagar pengaman, karena bunga ini dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya.