Kemenkeu: Digitalisasi tingkatkan produktivitas di tengah pandemi corona
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfriman menyatakan pemanfaatan teknologi digital dapat meningkatkan produktivitas masyarakat saat aktivitasnya terbatas akibat pandemi COVID-19.
“Tantangan buat kita semua dalam kondisi pandemi bagaimana kita tetap bisa produktif dengan segala keterbatasan tadi,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: PSBB Total lagi!, kejutan untuk para pengusaha kuliner
Luky menuturkan peningkatan produktivitas dapat terlihat di Kemenkeu yang harus tetap bertanggung jawab secara optimal sebagai pengelola keuangan negara di tengah kondisi pandemi.
Ia mencontohkan Kemenkeu memanfaatkan teknologi digital selama pemberlakuan sistem Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah, terutama dalam memenuhi undangan rapat.
Menurutnya, produktivitas menjadi lebih meningkat karena dalam sehari dapat dilakukan lebih dari tiga kali rapat melalui teknologi digital.
Baca juga: Zona merah COVID-19 di Sumsel bertambah tiga wilayah
Baca juga: Pemerintah berencana lanjutkan subsidi gaji hingga kuartal II 2021
Selain itu, ia mengatakan teknologi yang menyediakan fasilitas rapat secara virtual itu juga mampu menghemat waktu karena tidak perlu menghabiskan waktu di jalan.
“Virtual seperti ini, dengan kita memanfaatkan TI justru lebih produktif karena rapat semua bisa dilakukan tanpa membutuhkan waktu transportasi misalnya,” kata Luky.
Terlebih lagi, rapat yang dilakukan secara virtual juga meminimalisasi potensi waktu yang hilang karena mundurnya rapat sehingga produktivitas lebih meningkat.
Tak hanya itu, Luky mengaku kemajuan teknologi digital membuat dirinya bisa menghadiri dua rapat dalam satu waktu dengan menggunakan perangkat yang berbeda.
“Jadi kita bisa rapat dengan dua laptop atau iPad jadi banyak yang bisa kita tangani,” ujarnya.
Sementara itu Chief Executive Officer (CEO) Ayo Belajar sekaligus alumi Universitas Harvard Nadhira Nuraini Afifa menuturkan rapat virtual turut meningkatkan kontribusi para peserta rapat dalam memberikan saran atau kritik.
“Peserta rapat bisa jadi lebih berkontribusi karena biasanya kalau virtual kan mukanya kelihatan semua,“ katanya dalam kesempatan yang sama.
Pianis jazz Indonesia Joey Alexander menambahkan teknologi digital memberikan pengalaman baru, yaitu dengan digelarnya konser secara virtual sehingga lebih banyak orang yang bisa menikmati.
“Ini luar biasa festivalnya dan belum pernah terjadi, jadi saya sebagai musisi bisa merasakan sharing mengenai musik melalui virtual, meskipun penontonnya tidak bisa datang,” katanya.
“Tantangan buat kita semua dalam kondisi pandemi bagaimana kita tetap bisa produktif dengan segala keterbatasan tadi,” katanya dalam diskusi daring di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: PSBB Total lagi!, kejutan untuk para pengusaha kuliner
Luky menuturkan peningkatan produktivitas dapat terlihat di Kemenkeu yang harus tetap bertanggung jawab secara optimal sebagai pengelola keuangan negara di tengah kondisi pandemi.
Ia mencontohkan Kemenkeu memanfaatkan teknologi digital selama pemberlakuan sistem Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah, terutama dalam memenuhi undangan rapat.
Menurutnya, produktivitas menjadi lebih meningkat karena dalam sehari dapat dilakukan lebih dari tiga kali rapat melalui teknologi digital.
Baca juga: Zona merah COVID-19 di Sumsel bertambah tiga wilayah
Baca juga: Pemerintah berencana lanjutkan subsidi gaji hingga kuartal II 2021
Selain itu, ia mengatakan teknologi yang menyediakan fasilitas rapat secara virtual itu juga mampu menghemat waktu karena tidak perlu menghabiskan waktu di jalan.
“Virtual seperti ini, dengan kita memanfaatkan TI justru lebih produktif karena rapat semua bisa dilakukan tanpa membutuhkan waktu transportasi misalnya,” kata Luky.
Terlebih lagi, rapat yang dilakukan secara virtual juga meminimalisasi potensi waktu yang hilang karena mundurnya rapat sehingga produktivitas lebih meningkat.
Tak hanya itu, Luky mengaku kemajuan teknologi digital membuat dirinya bisa menghadiri dua rapat dalam satu waktu dengan menggunakan perangkat yang berbeda.
“Jadi kita bisa rapat dengan dua laptop atau iPad jadi banyak yang bisa kita tangani,” ujarnya.
Sementara itu Chief Executive Officer (CEO) Ayo Belajar sekaligus alumi Universitas Harvard Nadhira Nuraini Afifa menuturkan rapat virtual turut meningkatkan kontribusi para peserta rapat dalam memberikan saran atau kritik.
“Peserta rapat bisa jadi lebih berkontribusi karena biasanya kalau virtual kan mukanya kelihatan semua,“ katanya dalam kesempatan yang sama.
Pianis jazz Indonesia Joey Alexander menambahkan teknologi digital memberikan pengalaman baru, yaitu dengan digelarnya konser secara virtual sehingga lebih banyak orang yang bisa menikmati.
“Ini luar biasa festivalnya dan belum pernah terjadi, jadi saya sebagai musisi bisa merasakan sharing mengenai musik melalui virtual, meskipun penontonnya tidak bisa datang,” katanya.