Palembang (ANTARA) - Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional atau BBPJN Sumatera Selatan mencatat telah menyerap 248,18 ton bahan olah karet (bokar) dari petani sebagai bahan campuran aspal hingga semester I 2020.
Kepala BBPJN Sumsel Kgs Syaiful Anwar di Palembang, Jumat, mengatakan Kementerian PUPR mengalokasikan dana sebanyak Rp15,7 miliar untuk membeli bokar langsung dari petani dengan target hingga 747,38 ton pada tahun ini.
“Paling lambat akhir September ini tersebut sudah diserap semua. Ini juga upaya mitigasi dampak COVID-19 untuk menjaga daya beli masyarakat di desa sekaligus menjaga kemantapan jalan nasional,” kata dia.
Baca juga: Enam ruas jalan Kota Palembang masuk proyek investasi pusat
Syaiful mengatakan pembelian bokar petani tersebut melalui kelompok tani atau unit pengolahan dan pemasaran bokar (UPPB) yang tersebar di sentra-sentra penghasil karet Sumsel.
Dia memaparkan, bokar itu telah digunakan untuk campuran aspal di beberapa ruas, seperti Simpang Belimbing - Batas Kabupaten Muara Enim dan ruas Muara Beliti - Batas Kabupaten Musi Rawas - Tebing tinggi - Batas Kota Lahat.
Menurut Syaiful, campuran aspal karet alam memiliki kelebihan, yaitu dapat meningkatkan kualitas perkerasan aspal dalam hal usia layanan dan ketahanan terhadap alur.
“Aspal karet juga memiliki tingkat perkerasan yang lebih baik dibanding aspal biasa. Aspal karet juga tidak mudah meninggalkan jejak roda pada saat aspal basah, serta daya tahan lebih tinggi daripada aspal biasa,” kata dia.
Baca juga: Hutama Karya belum kerjakan Tol Inderalaya-Muaraenim terganjal penyediaan lahan
Baca juga: Dua perusahaan perkebunan di Kabupaten OKI bantu perbaikan kerusakan jalan
Ia mengatakan program aspal karet sebetulnya telah berjalan sejak dua tahun lalu, di mana tercatat sudah diterapkan di sepanjang 25,38 kilometer atau di tiga ruas jalan nasional.
Komposisi aspal karet terdiri dari karet alam sebesar 0,42 persen, aspal minyak 5,58 persen dan agregat kasar dan halus sebesar 94 persen. Dengan kata lain, pemanfaatan karet alam adalah 7 persen dari kadar aspal.
Terpisah, Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Dinas Perkebunan Sumsel, Rudi Arpian, mengatakan penyerapan karet di domestik merupakan satu-satunya jalan untuk memperbaiki permintaan di saat permintaan dunia sedang melemah, bahkan terhenti akibat pandemi.
“Tentunya kita berharap pemerintah pusat dapat mengalokasikan dana lebih besar lagi buat beli bokar petani, karena dampaknya sekarang sudah luas dan merata, harga benar benar jatuh, saat ini untuk mendapatkan beras 1 kg petani harus menjual 2 sampai 3 kg karet,” kata Rudi.