Bengaluru (ANTARA) - Sejumlah demonstran anti-rasisme merobohkan sebuah patung tokoh pimpinan Konfederasi yang terletak di Washington D.C. pada Jumat (19/6) malam, yang kemudian dikomentari oleh Presiden AS Donald Trump sebagai suatu hal yang memalukan.
Laporan stasiun televisi menunjukkan patung Albert Pike, yang tepatnya berlokasi dekat Judiciary Square, ditarik menggunakan tali tambang seraya para demonstran menyerukan "black lives matter"--tajuk dari aksi unjuk rasa yang telah berjalan hampir satu bulan itu.
Mereka kemudian menyiram cairan pembakar dan menyulut api pada patung tersebut. Polisi memadamkannya.
Peristiwa itu terjadi di akhir hari ketika ribuan orang berpawai dalam peringatan Juneteenth, hari 19 Juni, yang merupakan tonggak penghapusan perbudakan di AS sejak 1865.
Merespon kejadian itu, Trump lalu berkomentar dalam satu cuitan di Twitter, "Kepolisian D.C tidak melakukan tugas mereka, dan hanya menonton ketika sebuah patung dirobohkan dan dibakar. Orang-orang itu harus segera ditangkap. Sebuah aib bagi negeri ini!"
Aksi protes besar-besaran terjadi di AS, bahkan menyebar ke sejumlah negara lain, setelah terjadi kasus pembunuhan George Floyd di Minneapolis pada 25 Mei lalu.
Terkait kematian pria kulit hitam itu, aksi protes yang awalnya untuk menuntut penegakan hukum anti-diskriminasi dan anti-rasisme lalu merembet pada penggulingan patung-patung tokoh Konfederasi Amerika--negara ketika masa Perang Saudara yang lekat dengan perbudakan.
Sumber: Reuters